
TIMESINDONESIA, MALANG – Keberagaman Suku, Budaya, Bahasa, Agama merupakan sebuah anugrah Allah Yang Maha Kuasa untuk sentiasa dijaga dan dipertahankan. Hal ini dapat memberikan dampak yang baik jika mampu dipertahankan namun sebaliknya dapat membawa sisi negatif dengan menimbulkan konflik.
Menanamkan sikap moderasi dalam beragama merupakan salah satu tujuan untuk menciptakan siswa yang moderat. Karena pemahaman dan praktik moderasi yang tidak baik justru akan menimbulkan masalah baru. Pemahaman dan praktik moderasi beragama menjadi sangat penting untuk diajarkan pada lingkungan sekolah menengah. Jiwa moderat dalam beragama memberikan pemahaman secara universal bukan secara parsial.
Advertisement
Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk karakter generasi muda, khususnya dalam menanamkan sikap toleransi. Selain memberikan pengetahuan dan keterampilan, pendidikan juga berfungsi untuk menanamkan nilai-nilai moral dan sosial yang menjadi dasar terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai. Nilai toleransi dapat disisipkan dalam dunia pendidikan baik melalui jalur formal seperti kurikulum, maupun jalur nonformal seperti budaya sekolah dan pembiasaan sikap sehari-hari
Dalam tulisan ini paradigma yang digunakan adalah paradigma interpretif . Membangun makna subjektif dari pengalaman hidup. Dalam tulisan ini penulis melihat realitas Membangun Moderasi beragama Melalui Sekolah dengan pendekatan kualitatif yang mengeksplorasi tulisan ini sesuai dengan pemahaman dan praktik moderasi beragama di Sekolah. Menggunakan jenis penelitian study kasus tunggal. Lokasi penelitian di SMAN 1 Berau Kalimantan Timur dengan menggunakan subjek penelitian Kepala Sekolah, Guru Agama Islam dan beberappa Siswa yang dinilai aktif mengikuti kegiatan Rohis. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara serta pengambilan dokumentasi. Tehnik Analisa data tentang Moderasi Beragama di Sekolah digunakan penulis sesuai Miles, Huberman dan saldana yakni pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data selanjutnya penariakan Kesimpulan atau verifikasi.
Sedangkan, teknik analisis data yang diterapkan adalah analisis interaktif, yang melibatkan proses interpretasi data secara terus-menerus dan berulang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pemahahan dan praktik tentang moderasi beragama yakni : A. Warga SMAN 1 Berau memiliki pemahaman moderasi beragama yang beraneka ragam. Namun secara umum, keragaman makna tersebut dapat dirangkum dalam tujuh makna, yaitu: 1. sama dengan toleransi, 2. menghargai perbedaan, 3. saling menghormati, 4. tidak ada permusuhan, 5. teguh terhadap pendirian, 6. sikap tengah dengan pemahaman yang utuh dalam agama, dan 7. berfikir cerdas, teliti dalam beragama.
Selanjutnya terdapat Praksis beragama dalam konteks pendidikan agama Islam direalisasikan dalam berbagai macam kegiatan baik didalam kelas maupun di luar kelas. Adapun implementasinya adalah sebagai berikut: 1) pembiasan tertib waktu masuk sekolah, 2) kegiatan pembelajaran di kelas, 3) kegiatan projek pelajar Pancasila, 4) kegiatan piket kebersihan kelas, 5) kegiatan upacara hari Senin dan hari besar nasional, 6) senam bersama di sekolah atau di luar sekolah, dan 7) kegiatan hari besar keagamaan.
Pemahaman moderasi yang beraneka ragam idealnya tetap difahamkan bagi siswa sesuai dengan tingkat dan jenjang pemahamannya sedangkan praksis kegiatan yang mencerminkan nilai moderasi beragama dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kebebasan berekspresi bagi siswa. Internalisasi nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan sekolah memiliki urgensi yang tinggi. Kehadiran nilai-nilai tersebut dapat membimbing kehidupan komunitas sekolah menuju tatanan yang harmonis, bebas dari kebencian dan kekerasan.
Dalam konteks sekolah menengah atas di wilayah multikultural, penerapan moderasi beragama menjadi semakin relevan dan strategis. ika pemahaman moderasi beragama diintegrasikan ke dalam aktivitas pembelajaran maka tercipta situasi dan kondisi yang harmonis. Pola keberagaman yang moderat dapat diimplementasikan apabila ada pemahaman agama disertai dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman ajaran agama.
Besar harapan bahwa pemahaman moderasi ini dapat diajarkan ke semua jenjang pendidikan agar siswa memperoleh pemaham dan praktik moderasi beragama secara utuh. Moderasi beragama perlu didukung oleh masyarakat, pendidik dan pemegang kebijakkan agar moderasi bukan hanya di sebuah pelajaran yang diajarkan tetapi lebih pada tingkat pemahaman dan praktik yang benar.
***
*) Oleh: Khamam Khosiin, Mahasiswa Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |