Kopi TIMES

Komjen Suyudi Ario Seto: Sang Penggempur Sarang Narkoba

Senin, 10 November 2025 - 00:14 | 896
Oleh: Choirul Anam, SE, SH, ME, Ak, CA, PhD, Koodinator PPI Dunia 20/21, PhD Charles University Cheko, Direktur IRIS Institute
Oleh: Choirul Anam, SE, SH, ME, Ak, CA, PhD, Koodinator PPI Dunia 20/21, PhD Charles University Cheko, Direktur IRIS Institute

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Di tengah perang panjang melawan narkoba yang kian kompleks, satu nama mencuat sebagai simbol ketegasan, integritas, dan inovasi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia: Komjen Suyudi Ario Seto. 

Baru dua bulan menjabat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Suyudi telah mengubah lanskap pemberantasan narkoba di Indonesia dengan operasi besar-besaran, strategi intelijen presisi, serta pendekatan humanis yang menekankan pemulihan masyarakat.

Advertisement

Dalam waktu singkat, sederet operasi monumental digelar serentak di berbagai daerah. Setelah sukses menertibkan kawasan Kampung Bahari dan mendapatkan bukti 89 kg sabu, Suyudi kembali memimpin penggerebekan besar di Kampung Ambon, Jakarta Barat — wilayah yang selama bertahun-tahun dikenal sebagai “jantung perdagangan gelap narkotika” ibu kota. 

Operasi gabungan BNN dan Polri itu berlangsung senyap namun efektif: puluhan tersangka jaringan besar diamankan, berbagai senjata api disita, dan laboratorium mini pembuatan sabu berhasil dibongkar.

“Menangkap bandar itu satu hal, tetapi menyelamatkan generasi muda adalah tujuan utama,” ujar Komjen Suyudi Ario Seto yang mejadikan slogan War On Drugs for Indonesian Golden Era untuk memerangi narkoba demi terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Langkah Suyudi tidak berhenti di Jakarta. Dalam dua bulan masa kepemimpinannya, BNN mencatat sejumlah rekor nasional baru dalam perang melawan narkoba. Di Sumatera Utara, BNN bekerja sama dengan Polda Sumut memusnahkan 1,7 ton sabu dan ganja hasil operasi lintas provinsi. 

Sementara di Aceh, BNN menggagalkan distribusi 6,9 ton ganja kering siap edar, salah satu penyitaan terbesar sepanjang sejarah pemberantasan narkoba di Indonesia.

Suyudi menjadikan keberhasilan ini bukan hanya kemenangan aparat, melainkan juga bukti nyata komitmen BNN dalam mendukung “Asta Cita” Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam misi menciptakan generasi sehat, berdaya saing, dan bebas narkoba. 

"Operasi di Aceh ini adalah wujud dukungan konkret terhadap visi Presiden untuk membangun bangsa yang tangguh dan bersih dari narkoba,” ujar Suyudi di sela konferensi pers pemusnahan barang bukti di Banda Aceh.

Selain memimpin operasi besar, Komjen Suyudi juga melakukan reformasi sistemik di tubuh BNN. Ia memperkuat kolaborasi lintas lembaga dengan TNI, Bea Cukai, serta otoritas pelabuhan dan bandara; mempercepat digitalisasi sistem pengawasan narkotika; dan mengembangkan data intelijen berbasis AI untuk mendeteksi pola peredaran lintas wilayah dan negara.

Pendekatan ini menunjukkan wajah baru BNN yang tegas sekaligus cerdas, menyeimbangkan antara operasi represif dan strategi preventif. Di berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa penegakan hukum tidak boleh berhenti pada penggerebekan, tetapi harus menyentuh akar sosial: edukasi publik, rehabilitasi pecandu, dan pemberdayaan ekonomi di daerah rawan narkoba.

Kiprah Komjen Suyudi Ario Seto mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak. Gaya kepemimpinan Suyudi mencerminkan arah baru reformasi penegakan hukum yang berintegritas tinggi. Kita butuh figur aparat yang bukan hanya menegakkan hukum, tapi juga menegakkan moral bangsa. 

Komjen Suyudi menunjukkan bahwa perang melawan narkoba bisa dijalankan tanpa kehilangan sisi kemanusiaan, sesuai slogannya War On Drugs for Humanity.

Dalam konteks nasional, nama Komjen Suyudi Ario Seto kini disebut sebagai representasi generasi baru kepemimpinan penegak hukum, profesional, berani, transparan, dan memiliki kepedulian mendalam terhadap masa depan anak bangsa.

Dengan sederet prestasi nyata, dari pemusnahan total 8 ton narkotika dalam dua bulan, hingga pembersihan kampung-kampung legendaris sarang narkoba tanpa korban jiwa, Komjen Suyudi bukan hanya menjalankan tugasnya, tetapi sedang menulis babak baru dalam sejarah pemberantasan narkoba Indonesia.

Dan dari Kampung Ambon hingga Aceh, pesan yang ia tinggalkan tetap sama: "Perang melawan narkoba bukan sekadar soal penegakan hukum, tapi perjuangan menyelamatkan masa depan bangsa". (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES