Kopi Excelsa Wonosalam, Sensasi Fruity dari Lereng Anjasmoro yang Menembus Pasar Dunia

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Di lereng sejuk Pegunungan Wonosalam, Jombang, tersimpan kisah kopi langka yang kini menembus pasar dunia. Namanya Kopi Excelsa Wonosalam, varietas kopi unik yang hanya tumbuh di ketinggian tertentu dan kini menjelma menjadi kebanggaan baru berkat tangan dingin seorang pengusaha muda, Agus Abdullah.
Sejak 2021, Agus serius menekuni dunia kopi dan menjadikan Excelsa sebagai fokus utama. Tak sekadar menanam, ia menghadirkan sentuhan ilmiah sekaligus artistik dalam pengolahan biji kopi, lewat fermentasi anaerob dan mosto, dua metode yang membuat cita rasa Excelsa melesat ke kelas premium.
Advertisement
“Kopi Excelsa punya potensi rasa yang luar biasa. Dengan fermentasi, kita bisa menemukan sensasi apel hijau, stroberi, hingga madu alami tanpa tambahan perasa apa pun,” ujar Agus Abdullah, pemilik Kopi Excelsa Wonosalam kepada TIMES Indonesia, Rabu (15/10/2025).
Agus Abdullah saat mengemas Kopi Excelsa Wonosalam untuk di kirim ke Eropa. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Prosesnya panjang dan teliti. Biji kopi pilihan dipetik dari pohon saat matang sempurna, lalu dicuci bersih sebelum masuk ke tahap fermentasi, jantung dari cita rasa khas Excelsa.
Pada fermentasi anaerob, biji kopi disimpan dalam wadah tertutup tanpa oksigen selama 5–7 hari, memunculkan senyawa rasa yang kaya dan kompleks.
Sedangkan teknik mosto memanfaatkan cairan hasil fermentasi sebelumnya sebagai media perendaman, menciptakan aroma buah yang kuat dan manis alami khas madu.
Setelah fermentasi, biji dijemur di bawah matahari selama dua hingga tiga minggu. Semua dilakukan secara manual untuk menjaga karakter rasa terbaik.
Hasilnya? Satu cangkir kopi dengan profil rasa menawan: apel hijau, blueberry, stroberi, dan madu, berpadu dalam keseimbangan sempurna antara manis dan asam.
Tak heran bila Excelsa Wonosalam berbeda dari Arabika maupun Robusta. Jika Robusta dikenal pahit dan Arabika cenderung asam, Excelsa menyajikan rasa fruity, manis alami dengan aftertaste bersih, cukup diminum tanpa gula, dan sudah memikat lidah siapa pun.
Meski baru berdiri sejak 2021, Kopi Excelsa Wonosalam sudah menorehkan prestasi nasional pada 2023 dan kini menembus pasar ekspor Eropa, khususnya Belarus, setelah sebelumnya menjajaki Ukraina.
Namun, di balik sukses itu, tantangan tetap ada. Proses pengolahan yang masih manual dan bergantung pada cuaca membuat kapasitas produksi terbatas, hanya 2–4 ton per pengiriman, jauh dari permintaan pasar yang terus naik.
Bagi Agus, setiap biji kopi bukan sekadar komoditas, melainkan cerita tentang alam, ketekunan, dan cinta terhadap tanah kelahiran.
Produk Kopi Excelsa Wonosalam, asli lereng pegunungan Anjasmoro, Wonosalam Jombang yang tembus pasar Eropa. (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Fermentasi bagi dirinya bukan hanya proses ilmiah, tapi juga seni. Seni mempertemukan mikroba, waktu, dan rasa menjadi harmoni yang lahir dari bumi Wonosalam.
Kopi Excelsa Wonosalam kini menjadi bukti nyata bahwa dari desa kecil di kaki Gunung Anjasmoro, Indonesia bisa menghadirkan cita rasa dunia.
Salah satu penikmat setianya, Chandra Fiqi, mengaku terpukau oleh pengalaman rasa yang unik. “Kopi ini beda dari yang lain. Saya bisa merasakan apel, stroberi, dan madu tanpa perlu gula tambahan,” ujarnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |