Anggota DPRD Golkar Ciamis Dorong Penerapan Aplikasi SIPOPAY di Seluruh Posyandu untuk Tekan Stunting

TIMESINDONESIA, CIAMIS – Anggota DPRD Kabupaten Ciamis dari Fraksi Partai Golkar, H. Uus Jayusman, mendorong agar program Sistem Informasi Posyandu (SIPOPAY) yang merupakan karya inovatif mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Perjuangan (Unper) dapat diterapkan secara menyeluruh di setiap posyandu di Kabupaten Ciamis.
Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, sekaligus menjadi strategi efektif dalam menekan angka stunting yang masih menjadi persoalan serius di Kabupaten Ciamis.
Advertisement
“Saya mendorong Aplikasi SIPOPAY karya mahasiswa KKN Unper dapat dipakai di seluruh Posyandu,” ungkap H. Uus Jayusman kepada TIMES Indonesia, Selasa (26/8/2025).
Menurut Uus, SIPOPAY merupakan sistem pencatatan digital modern yang mempermudah kader posyandu, pemerintah desa, hingga tenaga kesehatan dalam memantau kondisi ibu hamil dan balita. Dengan digitalisasi data kesehatan, masyarakat akan lebih mudah mengakses layanan imunisasi, pemeriksaan kesehatan, dan pemantauan tumbuh kembang anak.
“Stunting adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan dari berbagai pihak. Dengan adanya sistem ini, diharapkan tren kesehatan anak balita dan ibu hamil dapat terpantau secara cepat,” harapnya.
Uus menegaskan, akses yang lebih mudah terhadap layanan kesehatan akan berdampak langsung dalam menurunkan angka stunting yang hingga kini masih menjadi tantangan besar di Kabupaten Ciamis.
Aplikasi SIPOPAY sebagai yang telah dimuat di TIMES Indonesia dengan judul SIPOPAY, Inovasi Digital Mahasiswa Unper Tasikmalaya untuk Tekan Stunting di Ciamis, Minggu (24/8/2025) Aplikasi SIPOPAY (Sistem Informasi Posyandu) dirancang sebagai platform digital terpadu dengan sejumlah fitur unggulan, di antaranya Dashboard Utama yang menampilkan visualisasi data kegiatan, kehadiran kader, sasaran, dan pengunjung posyandu.
Fitur Pendaftaran & Pemeriksaan Cerdas dimana Input data balita beserta hasil pemeriksaan (tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan) yang otomatis dikategorikan. Data bisa dicetak dalam format PDF.
Fitur Analisis Stunting & Perbandingan Data, fitur ini menyediakan grafik perkembangan anak dari waktu ke waktu serta tren stunting di tingkat dusun.
Fitur Manajemen Kegiatan & Kehadiran, dalam fitur ini mencatat kehadiran kader secara otomatis, mendokumentasikan kegiatan melalui foto, serta menghasilkan laporan instan.
Dan fitur Admin Panel Desa, dalam fitur ini akan memberikan akses khusus bagi sekretaris desa untuk mengatur jadwal posyandu dan memantau data kesehatan secara menyeluruh.
"Dengan fitur-fitur ini menurut Uus, posyandu dapat mengurangi pencatatan manual yang selama ini rentan hilang atau tidak akurat," tandas Uus.
Sementara itu, Rektor Universitas Perjuangan Ciamis, Dr. H. D. Yadi Heryadi, Ir., M.Sc., usai meresmikan Expo KKN Unper 2025 menegaskan bahwa kegiatan KKN bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga memberikan masukan berharga bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian mahasiswa ke depan.
“KKN Unper telah menjadi sarana penting dalam memperkuat community engagement antara perguruan tinggi dan masyarakat,” ungkapnya.
Dalam expo tersebut, sejumlah inovasi mahasiswa ditampilkan, termasuk aplikasi digital untuk desa. Salah satu inovasi unggulan adalah SIPOPAY, karya mahasiswa KKN Desa Cintanagara, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Ciamis.
Dosen pembimbing lapangan mahasiswa KKN Desa Cintanagara Selji Salgangga, M.M., kepada TIMES Indonesia mengungkapkan bahwa stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan anak lebih rendah dari standar usianya.
Kabupaten Ciamis permasalahan angka stunting masih menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Oleh karena itu, pemanfaatan aplikasi digital seperti SIPOPAY diharapkan dapat memperkuat sistem monitoring dan evaluasi kesehatan ibu dan anak, sehingga deteksi dini kasus stunting bisa lebih cepat dilakukan.
"Dorongan dari anggota DPRD seperti H. Uus Jayusman menjadi sinyal penting agar inovasi mahasiswa tidak berhenti di ruang kampus, melainkan bisa diterapkan di lapangan secara masif. Kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat dinilai menjadi kunci keberhasilan dalam menekan angka stunting," terang Selji.
Jika program ini diadopsi secara luas, Kabupaten Ciamis berpeluang menjadi salah satu daerah percontohan digitalisasi posyandu di Jawa Barat, sekaligus mendukung agenda nasional dalam mewujudkan generasi emas Indonesia 2045. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Sholihin Nur |