Pemerintahan

Bupati Bondowoso Kembali Targetkan Predikat Kabupaten Sehat

Rabu, 27 Agustus 2025 - 17:10 | 4.37k
Bupati Bondowoso Abd Hamid Wahid menargetkan agar Kabupaten Bondowoso kembali meraih Kabupaten Sehat (FOTO: Istimewa)
Bupati Bondowoso Abd Hamid Wahid menargetkan agar Kabupaten Bondowoso kembali meraih Kabupaten Sehat (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSOKabupaten Bondowoso pernah meraih predikat Kabupaten Sehat pada tahun 2019 lalu. Saat itu, penghargaan yang diterima adalah Swasti Saba kategori Wiwerda dari Kementerian Kesehatan RI.

Kini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso kembali berupaya meningkatkan pencapaian tersebut melalui program Kabupaten/Kota Sehat (KKS). 

Advertisement

Saat ini, proses pengajuan masih berada pada tahap penyusunan bukti pendukung dan verifikasi dokumen. Selanjutnya, akan dilaksanakan verifikasi faktual di lapangan.

Apabila dinyatakan memenuhi kualifikasi, Pemkab harus segera memantapkan berbagai aspek pendukung untuk meraih predikat tersebut.

Bupati Bondowoso, Abd Hamid Wahid menjelaskan, bahwa keberhasilan program ini tidak bisa ditopang oleh satu pihak saja.

Menurutnya, seluruh elemen mulai dari perangkat daerah, lembaga terkait, hingga masyarakat, diminta bersinergi.

“Kami berharap ini bisa menjadi pemandu sekaligus stimulan kita dalam bekerja, bagaimana konsep dan regulasi sehat benar-benar menjadi budaya hidup di masyarakat,” ujarnya, Rabu (27/8/2025).

Menurutnya, kesehatan harus dipahami bukan sekadar program, melainkan menjadi bagian dari peradaban. Oleh karena itu kata dia, dibutuhkan kerja sama lintas sektor yang berkesinambungan.

“Stakeholder yang lain harus saling berperan, karena tujuan akhirnya kesehatan harus menjadi pilar dalam visi-misi kami saat ini,” tambahnya.

Bupati juga menekankan pentingnya capaian indikator kesehatan sebagai tolok ukur penilaian. Salah satu contohnya adalah persoalan jambanisasi. 

Pemerintah terus mendorong masyarakat agar tidak lagi menggunakan sungai sebagai sarana mandi, cuci, maupun kakus.

“Ini contoh indikator yang sangat konkret, berapa persen masyarakat masih menggunakan sungai sebagai sarana MCK akan ikut menentukan,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES