Pemerintahan

Bentengi Siswa dari Penculikan, Disdikbud Kota Probolinggo Terapkan Aturan Baru

Jumat, 12 September 2025 - 21:43 | 3.43k
Disdikbud Kota Probolinggo (Foto: dok. TIMES Indonesia)
Disdikbud Kota Probolinggo (Foto: dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Ancaman penculikan anak kembali menghantui Kota Probolinggo. Menyusul percobaan penculikan seorang siswa SD, Pemerintah Kota Probolinggo melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) langsung bergerak cepat.

Surat Edaran (SE) Nomor 400.3.5/2578/425.103/2025 resmi diterbitkan, berisi instruksi kewaspadaan ketat di seluruh sekolah.

Advertisement

“Keamanan dan keselamatan anak-anak didik kita adalah prioritas mutlak. SE ini langkah terbaik untuk melindungi mereka,” tegas Penjabat Sekda Kota Probolinggo, Rey Suwigtyo, Jumat (26/9/2025).

Ia meminta seluruh unsur pendidikan guru, komite, siswa, orang tua, hingga masyarakat sekitar aktif melakukan pengawasan.

“Harapan kami, semua elemen ikut mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tambah pria yang akrab dipanggil Tyok itu.

Surat edaran ini memuat sejumlah langkah konkret. Akses keluar-masuk sekolah diperketat, terutama saat jam belajar, istirahat, dan penjemputan.

Sistem antar-jemput juga diatur lebih ketat, hanya orang tua atau wali yang mendapat kuasa resmi yang boleh menjemput siswa, sementara anak-anak dilarang pulang sendirian tanpa sepengetahuan sekolah dan orang tua.

Disdikbud juga mendorong sekolah memberi edukasi kepada siswa agar lebih waspada terhadap orang asing, tidak mudah percaya bujuk rayu, serta tahu cara menyelamatkan diri jika terancam.

Selain itu, koordinasi dengan orang tua diperkuat, terutama bagi anak-anak yang berangkat menggunakan sepeda atau sepeda listrik.

Kemudian, peran satpam dan guru piket di gerbang sekolah diaktifkan penuh, sementara warga sekitar juga diajak bekerja sama memantau keamanan siswa saat berangkat maupun pulang sekolah.

Langkah tegas ini dipicu insiden yang terjadi Senin (8/9/2025). Seorang siswa kelas 6 SDN Kanigaran 6 berinisial RF (13) hampir diculik tiga orang tak dikenal.

Korban nyaris diseret sebelum berhasil lolos dengan menggigit tangan pelaku. RF kemudian lari meminta tolong ke pedagang sekitar. Warga yang berdatangan membuat para pelaku kabur.

Peristiwa itu menjadi alarm keras bagi sekolah dan orang tua. Dengan adanya SE ini, Disdikbud berharap tercipta benteng pertahanan kolektif untuk menjaga masa depan anak-anak dari ancaman penculikan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES