Pemerintahan

Bupati Bondowoso Pastikan Segera Perbaiki Sekolah Rusak Akibat Gempa

Kamis, 02 Oktober 2025 - 12:45 | 4.51k
Bupati Bondowoso Abd Hamid Wahid saat meninjau langsung sekolah rusak akibat gempa (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Bupati Bondowoso Abd Hamid Wahid saat meninjau langsung sekolah rusak akibat gempa (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Gempa bumi bermagnitudo 6,5 yang berpusat di Sumenep pada 30 September 2025 kemarin turut berdampak pada fasilitas pendidikan di Bondowoso

SDN Kota Kulon 2 menjadi salah satu sekolah yang terdampak cukup parah. Tiga ruang kelas dan satu ruang UKS mengalami kerusakan. Plafon di lantai dua ambruk, sementara sejumlah bata juga berjatuhan ke dalam ruangan.

Advertisement

Menyikapi kondisi tersebut, Bupati Bondowoso Abd Hamid Wahid meninjau langsung kondisi tersebut. Ia menegaskan perlunya asesmen menyeluruh terhadap keamanan bangunan sekolah.

 Ia juga mendorong adanya sistem peringatan dini (early warning system) di Kabupaten Bondowoso.

“Dengan adanya peringatan dini, pemerintah bisa segera menyiapkan langkah penyelamatan,” kata bupati yang akrab disapa Ra Hamid.

Ra Hamid memastikan, perbaikan sekolah yang rusak akan menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT). 

“Kami akan lakukan audit dan perbaikan, termasuk gedung sekolah di Plalangan yang juga terdampak,” ujarnya.

Senada dengan itu, Sekretaris Daerah Bondowoso, Fathur Rozi, menjelaskan bahwa perbaikan akan dimasukkan dalam anggaran tahun 2025 melalui skema BTT. 

“Tentu harus melalui usulan BPBD terlebih dahulu, kemudian dihitung kebutuhan anggarannya oleh Perkim,” jelasnya.

Meski belum ada angka pasti, Pemkab menargetkan penanganan cepat agar siswa tidak terlalu lama belajar di ruang darurat.

“Belajar di tenda hanya solusi sementara, maksimal 14 hari. Pemerintah harus bergerak cepat,” tegasnya.

Plt Kalaksa BPBD Bondowoso, Kristianto Putro Prasojo, menambahkan bahwa masa tanggap darurat berlaku selama 14 hari, namun dapat diperpanjang sesuai kebutuhan. “Hari ini usulan tanggap darurat sudah kami ajukan,” katanya.

Sebagai langkah darurat, BPBD telah mendirikan dua tenda berukuran 6 x 12 meter untuk kegiatan belajar mengajar. 

Empat kelas menempati tenda tersebut, sementara beberapa kelas lain dialihkan ke musala. “Ini hanya sementara. Nanti akan kami evaluasi kembali,” pungkas Kristianto.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES