Pemerintahan Tragedi Al Khoziny

Gubernur Khofifah Bersama 4.000 Hafidz-Hafidzah Gelar Doa untuk Pahlawan serta Korban Musibah Ponpes Al Khoziny

Jumat, 03 Oktober 2025 - 23:56 | 5.03k
Gubernur Khofifah saat memimpin doa bersama di Gedung Islamic Centre, Surabaya, Rabu (1/10/2025). (Foto: Dok.Humas Pemprov Jatim)
Gubernur Khofifah saat memimpin doa bersama di Gedung Islamic Centre, Surabaya, Rabu (1/10/2025). (Foto: Dok.Humas Pemprov Jatim)
FOKUS

Tragedi Al Khoziny

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur, Emil Elestianto Dardak, menggelar doa bersama untuk pendiri dan Pahlawan Jawa Timur, serta doa untuk santri korban tragedi Musala di Ponpes Al Khoziny.

Selain itu, juga menggelar Khotmil Qur'an dengan melibatkan 4.000 Hafidz-Hafidzah. Acara tersebut digelar di Gedung Islamic Centre, Surabaya, Rabu (1/10/2025).

Advertisement

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa doa dan khataman Al-Qur’an merupakan wujud rasa syukur atas segala pencapaian Jawa Timur selama 80 tahun berdiri, sekaligus ikhtiar spiritual untuk memohon keberkahan dan perlindungan bagi masyarakat Jatim.

"Doa dan Khotmil Qur’an  ini dipimpin oleh para kiai, ulama, dan diikuti oleh ribuan hafizh-hafizhah, adalah wujud bakti dan rasa syukur kita. Al-Qur’an adalah sumber cahaya, penuntun jalan, dan penguat akhlak," ujarnya.

Sebanyak 4.000 hafidz hafidzah telah mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 8O kali pada momentum ini.

Mereka semua juga turut memanjatkan doa bersama untuk korban ambruknya Mushala asrama putra Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang dipimpin oleh imam besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya H Abdul Hamid Abdullah.

Dalam kesempatan ini, Khofifah pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama meneguhkan dan mengokohkan tekad untuk membangun Jawa Timur dengan penuh dedikasi dan semangat kebersamaan.

"Momentum peringatan 80 tahun Jawa Timur ini, mari kita teguhkan tekad untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu, membangun Provinsi Jawa Timur dengan penuh dedikasi, keikhlasan, dan semangat kebersamaan," ajaknya.

Gubernur Khofifah juga menyampaikan bahwa peran para ulama sangatlah penting sebagai penjaga moral, pembimbing umat, dan penguat nilai-nilai keislaman dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara para hafidz dan hafidzah adalah generasi penjaga kemurnian Al-Qur’an.

Gubernur-Khofifah-saat-memimpin-doa-bersama-di-Gedung-Islamic-Centre-a.jpg

"Para ulama ini yang membimbing kita, penjaga moral yang saat ini memang benar-benar dibutuhkan di tengah berkembangnya ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi dan globalisasi dengan seluruh dinamikanya," terangnya.

Di momentum ini pula, Khofifah menekankan tentang penerapan akhlak dengan digitalisasi. Di era saat ini, pentingnya mengedepankan moral yang mencerminkan akhlakul karimah dalam ranah interaksi di media sosial.

"PR kita saat ini, memberseiringi akhlak dengan digital IT, banyak dari kita yang belum membiasakan saring sebelum sharing. Eranya saat ini digital IT, akhlak dan digital IT harus nyambung, semua harus berseiring dengan fastabiqul khairot," jelasnya.

Di sisi lain, Khofifah menyampaikan apresiasi kepada tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang terus menjadi perekat sosial, penguat kerukunan, serta teladan dalam menjaga harmoni di tengah keberagaman Jawa Timur. 

"Keterlibatan semua pihak dalam acara ini menunjukkan sinergi yang kuat antara nilai spiritual dan sosial kemasyarakatan, yang menjadi fondasi penting dalam mewujudkan Jawa Timur sebagai provinsi yang religius, rukun, dan bermartabat," tuturnya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini mengatakan, peringatan 80 tahun Provinsi Jawa Timur ini, bukan sekadar hitungan usia, melainkan momentum spiritual, historis, dan sosial bagi kita semua.

Pencapaian Jawa Timur hingga saat ini tidak lepas dari peranan para pendiri serta pahlawan Jawa Timur.

"Tanpa mereka, kita tidak akan bisa menikmati kemajuan yang kita rasakan sekarang," ucapnya.

Lebih dari itu, Khofifah menambahkan, acara ini juga merupakan bagian dari penguatan spiritual masyarakat, yang memberi pencerahan dan ketenangan batin.

Khotmil Qur'an juga sebagai pengingat pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, beragama, dan berbangsa.

"Dengan lantunan ayat suci ini, semoga Jawa Timur senantiasa diberi keberkahan, dijauhkan dari bala dan musibah, serta diberi kekuatan untuk melangkah menuju masa depan yang lebih baik," katanya.

Visi besar Jawa Timur 'Gerbang Baru Nusantara' ini bukan sekadar jargon, tetapi tekad untuk menempatkan Jawa Timur sebagai daerah yang kokoh secara ekonomi, tangguh dalam budaya, unggul dalam pendidikan, dan maju dalam pembangunan, dengan tetap berakar pada nilai-nilai religius dan kearifan lokal.

"Insyaallah Jawa Timur dapat menjadi pusat peradaban baru di Indonesia. Namun, untuk mewujudkannya tidak hanya membutuhkan pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan mental, moral, dan spiritual," ungkapnya.

Menurutnya para hafidz-hafidzah, ulama, santri memiliki peran penting karena melalui lantunan ayat suci Al-Qur’an tidak hanya berhenti di lisan, tetapi harus terwujud dalam sikap hidup. Antara lain kejujuran, amanah, disiplin, solidaritas, dan semangat kerja keras. 

"Nilai-nilai Qur’ani inilah yang menjadi pondasi kuat agar Jawa Timur bisa menjadi Provinsi yang sejahtera, berdaya saing, sekaligus bermartabat," tegasnya.

Bersama para ulama, doa para penghafal Al-Qur’an, dan doa para kiai Khofifah mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur untuk bersatu dalam doa, mendoakan para pendiri dan pahlawan, mendoakan Jawa Timur, mendoakan Indonesia, mendoakan para korban tragedi di Ponpes Al Khoziny.

"Doa para ulama dan hafidz hafidzah adalah kekuatan spiritual yang luar biasa," pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES