Pemerintahan

Siaga Banjir dan Cuaca Ekstrem, Pemkot Yogyakarta Aktifkan Status Darurat Hidrometeorologi, EWS dan Relawan Disiagakan

Senin, 03 November 2025 - 21:02 | 1.38k
Pemkot Yogyakarta siaga banjir dan cuaca ekstrem. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Pemkot Yogyakarta siaga banjir dan cuaca ekstrem. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Menyambut datangnya musim penghujan, Pemerintah Kota (Pemkot Yogyakarta) bergerak cepat memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, hingga tanah longsor. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemkot tengah memfinalisasi Keputusan Wali Kota (Kepwal) tentang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, yang kini sedang dalam tahap pembahasan di Bagian Hukum Setda Kota Yogyakarta.

Langkah tersebut menjadi sinyal kuat bahwa Kota Pelajar tidak ingin lengah menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang kian meningkat.

Advertisement

Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Yogyakarta, Darmanto, menegaskan bahwa penetapan status siaga darurat merupakan upaya untuk mempercepat respon penanganan jika terjadi bencana.

“Dengan status siaga darurat, penanganan dapat dilakukan lebih cepat, efektif, dan terkoordinasi. Tujuannya agar dampak terhadap masyarakat dan infrastruktur kota bisa diminimalkan,” ujar Darmanto, Senin (3/11/2025).

Pemkot Yogyakarta Sudah Terbitkan Edaran Antisipasi Cuaca Ekstrem

Sebelumnya, pada September 2025, BPBD Kota Yogyakarta telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 100.3.4.4/1155 tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Cuaca Ekstrem. Edaran ini disampaikan kepada seluruh perangkat daerah serta relawan Kampung Tangguh Bencana (KTB) di 14 kemantren.

Dalam SE tersebut, masyarakat diminta untuk:

  • Menjaga kebersihan saluran air agar tidak tersumbat,
  • Memangkas pohon yang rawan tumbang,
  • Memastikan atap rumah dalam kondisi kuat dan aman,
  • Menyiapkan jalur evakuasi serta titik kumpul di masing-masing wilayah.

“Kami dorong agar relawan dan warga di setiap kampung sigap menghadapi potensi bencana. Kesiapan di tingkat komunitas menjadi kunci penting dalam mengurangi risiko korban,” jelas Darmanto.

Data BPBD Kota Yogyakarta menunjukkan, sepanjang Oktober 2025 telah terjadi sejumlah kejadian akibat cuaca ekstrem. Di antaranya, 20 rumah rusak atau roboh, 22 pohon tumbang, 11 lokasi mengalami dahan patah, 4 kendaraan terdampak, 10 titik akses jalan terganggu, 2 baliho roboh, 5 jaringan listrik terputus, dan 2 jaringan telepon sempat terganggu.

“Dua warga juga dilaporkan menjadi korban tertimpa papan nama,” imbuh Darmanto.

BPBD segera melakukan asesmen lapangan dan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), relawan KTB, dan berbagai instansi terkait untuk melakukan penanganan cepat.

“Bantuan disesuaikan hasil kaji kebutuhan pascabencana (Jitupasna), bisa berupa material bangunan maupun biaya tukang,” terang Darmanto.

Relawan Digerakkan dan Sistem Peringatan Dini Diperbaiki

Selain melalui surat edaran, BPBD juga telah menerbitkan surat himbauan kepada seluruh kemantren agar segera melaksanakan apel siaga relawan di wilayah masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesiapan warga dan relawan menghadapi situasi darurat.

“Kami ingin masyarakat tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana datang. Dengan begitu, dampak bisa ditekan seminimal mungkin dan tidak ada korban,” ungkap Darmanto.

Tak hanya itu, Pemkot juga melakukan perawatan dan perbaikan unit Early Warning System (EWS) atau sistem peringatan dini banjir di tiga sungai besar di Kota Yogyakarta. BPBD memastikan bahwa seluruh peralatan dalam kondisi siap pakai.

“Kami punya 17 titik EWS manual dan 9 titik EWS otomatis. Semua berfungsi dengan baik, hanya butuh perawatan rutin seperti pengecekan aki. Kami juga akan menggelar simulasi EWS serentak di seluruh kota,” jelasnya.

Langkah-langkah strategis ini menunjukkan keseriusan Pemkot Yogyakarta dalam menghadapi musim penghujan. Kolaborasi lintas sektor — mulai dari perangkat daerah, DLH, PLN, relawan KTB, hingga masyarakat — terus diperkuat.

Dengan kesiapan yang matang, diharapkan Kota Yogyakarta dapat mengurangi risiko dan dampak dari bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi setiap tahun.

“Kami ingin masyarakat tidak panik, tapi tetap waspada. Dengan kesiapsiagaan bersama, Yogyakarta bisa lebih tangguh menghadapi cuaca ekstrem,” terang Darmanto. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES