Pendidikan

Santriwati Pasuruan Harumkan Nama Bangsa di Jepang Lewat Inovasi SCAPE 2.5

Minggu, 20 Juli 2025 - 08:56 | 10.13k
Zaskia dan tim beranggotakan Rayya At Tamam, Alya Raniah Zahra, Anjani Jayaningrum, dan Syakirah Halimah Khairunnisa saat di Tokyo. (Foto: Dok SMASIF)
Zaskia dan tim beranggotakan Rayya At Tamam, Alya Raniah Zahra, Anjani Jayaningrum, dan Syakirah Halimah Khairunnisa saat di Tokyo. (Foto: Dok SMASIF)

TIMESINDONESIA, TOKYO – Semangat dan prestasi luar biasa terpancar dari sosok muda asal Kabupaten Pasuruan, Jatim, Faridah Zaskia Zannuba. Zaskia adalah santriwati sekaligus siswi Sekolah Menengah Atas Progresif Bumi Shalawat (SMASIF) Sidoarjo, Jatim. 

Ia berhasil mengukir sejarah dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Itu setelah Zaskia meraih Silver Medalist dalam ajang Japan Design, Idea & Invention Expo (JDIE) 2025 yang digelar di Ballesale Haneda Airport, Tokyo, Jepang, pada 5–6 Juli 2025.

Advertisement

Tidak sendiri, Zaskia memimpin tim beranggotakan Rayya At Tamam, Alya Raniah Zahra, Anjani Jayaningrum, dan Syakirah Halimah Khairunnisa. Bersama, mereka mempersembahkan inovasi luar biasa berupa SCAPE 2.5, alat pemurni udara portable hemat energi yang difokuskan untuk menyaring partikel halus PM2.5 di area semi-terbuka seperti koridor, kantin, dan ruang merokok.

SCAPE 2.5 bekerja menggunakan sistem Electrostatic Precipitator (ESP) dengan elektroda berbahan tembaga dan aluminium, yang menghasilkan medan listrik bertegangan tinggi untuk mengionisasi partikel udara. 

Alat ini dilengkapi kipas, filter karbon aktif, serta filter HEPA, dan terbukti mampu menurunkan konsentrasi PM2.5 secara signifikan dalam waktu 60 menit dengan efisiensi mencapai 77,78% pada tegangan 400V.

“Kami ingin berkontribusi nyata lewat inovasi. SCAPE 2.5 dirancang bukan hanya untuk lomba, tetapi juga sebagai solusi yang berdampak bagi masyarakat,” ungkap Zaskia saat dihubungi Times Indonesia, Senin (15/07/2025).

Dari Pesantren ke Panggung Dunia

Ajang JDIE yang diselenggarakan oleh World Intellectual Invention Property Association (WIIPA) bukan sekadar lomba biasa. Lebih dari 366 tim dari 25 negara. Ada dari Jepang, Kanada, Rusia, Filipina, hingga Arab Saudi. Mereka ikut serta dalam kompetisi penuh gagasan dan kreativitas global ini.

Bagi Zaskia, pengalaman tersebut menjadi tonggak penting dalam perjalanan hidupnya. Ia mengaku mendapatkan pelajaran berharga, mulai dari wawasan teknologi terkini, kisah perjuangan di balik setiap penemuan, hingga membangun koneksi lintas negara.

“JDIE bukan hanya tentang medali. Tapi tentang bagaimana ide bisa menjadi jembatan pertemanan dan pembelajaran global. Saya pulang membawa lebih dari sekadar penghargaan, saya bawa semangat dan inspirasi baru,” tuturnya dengan penuh antusias.

Zaskia pun memberikan motivasi bagi pelajar Indonesia lainnya agar tidak takut bermimpi besar. Menurutnya, kunci sukses adalah belajar konsisten, aktif bertanya, berpikir solutif, dan membangun tim yang solid.

Inspirasi dari Sosok Ayah dan Ibu

Kebanggaan atas pencapaian Zaskia juga dirasakan oleh orang tuanya, terutama sang ibu, Helmi Sudiono Fauzan, yang juga menjabat sebagai Bendahara PC Fatayat NU Bangil.

Ia mengenang betapa haru saat mengetahui putrinya dipercaya sebagai ketua tim dan berangkat ke Jepang.

“Ketika tahu Zaskia menjadi ketua tim, saya sudah sangat bangga. Tapi saat dia bilang timnya meraih silver medal di antara 366 tim dari 25 negara, saya menangis haru. Ini kemenangan bukan hanya bagi keluarga kami, tapi juga untuk Indonesia,” ungkap Helmi penuh emosi.

Helmi menambahkan bahwa dukungan keluarga, khususnya dalam hal pendidikan, menjadi fondasi utama bagi Zaskia. Baginya, pendidikan berkualitas adalah hadiah terbaik yang bisa diberikan kepada anak.

“Ibu dan Baba akan selalu ada untukmu, Nak. Teruslah berkarya dan bermanfaat,” pesan Helmi yang penuh cinta.

Generasi Muda, Harapan Bangsa

Prestasi Faridah Zaskia Zannuba bukan sekadar pencapaian personal. Ini adalah gambaran potensi besar yang dimiliki generasi muda Indonesia, khususnya dari daerah seperti Pasuruan. 

Santri, pelajar, dan perempuan, semua identitas ini berpadu dalam sosok Zaskia yang telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk bersinar di panggung dunia.

Dengan semangat inovasi, dedikasi tinggi, serta nilai-nilai moral yang kuat dari lingkungan pesantren dan sekolahnya, Zaskia membawa pesan penting: bahwa masa depan Indonesia cerah jika generasi mudanya berani melangkah dan berkarya nyata.

Kisah Zaskia adalah nyala obor harapan dari generasi masa depan Indonesia. Dari lorong-lorong pesantren di Pasuruan, kini namanya bergema di panggung dunia. Sebuah bukti bahwa dengan tekad, inovasi, dan semangat kebangsaan, tidak ada yang mustahil untuk diraih. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES