Ketua KPK Tekankan Peran Kampus dalam Pemberantasan Korupsi

TIMESINDONESIA, MALANG – Kampus memiliki peran strategis dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Hal itu yang ditekankan oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia, Setyo Budiyanto saat berada di Universitas Brawijaya, Senin (21/7/2025).
Dia hadir dalam agenda Sosialisasi Penguatan PIEPTN dan Pengendalian Gratifikasi, yang diselenggarakan di Gedung F Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Advertisement
Mengusung tema “Peran Strategis Perguruan Tinggi dalam Gerakan Antikorupsi”, kegiatan ini menjadi wadah penting dalam menggaungkan kembali semangat integritas dan perlawanan terhadap korupsi di lingkungan akademik.
Ketua KPK Setyo Budiyanto hadir sebagai pembicara utama, memberikan paparan mendalam terkait urgensi peran perguruan tinggi sebagai garda depan pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Dunia sedang tidak baik-baik saja. Di tengah krisis global dan tantangan terhadap demokrasi, korupsi menjadi ancaman serius yang harus dilawan bersama, termasuk oleh kampus,” tegas Setyo.
Dalam pemaparannya, Setyo menyampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar dalam membangun budaya antikorupsi sejak dini. Ia menyinggung data Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia yang masih berada di angka 3,85 dari skala 5, serta skor Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang stagnan di angka 37 dari 100 berdasarkan laporan Transparency International.
“Kampus bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat menanamkan nilai integritas. Dimulai dari menolak menyontek, menjauhi plagiarisme, hingga kesadaran menghindari gratifikasi,” ujarnya.
Ketua KPK juga menyoroti pentingnya transparansi dalam pengelolaan anggaran, penerimaan mahasiswa baru, serta proses pemilihan pimpinan perguruan tinggi.
Lebih lanjut, ia menyebutkan tiga peran strategis mahasiswa dalam gerakan antikorupsi, yaitu sebagai calon pemimpin bangsa, agen perubahan, dan penopang masa depan Indonesia.
"Jangan hanya kejar nilai. Mahasiswa harus memiliki karakter, mentalitas, dan sikap yang benar dan berintegritas. Ilmu itu ibarat senjata, bisa membangun peradaban, bisa juga menghancurkannya. Yang membedakan adalah hati nurani,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc menegaskan bahwa UB telah menjalankan prinsip Zero Tolerance terhadap korupsi melalui pembangunan Zona Integritas (ZI) di seluruh unit kampus.
“UB siap bersinergi dengan KPK dalam pencegahan dan pendidikan antikorupsi. Kami terus berbenah agar tata kelola kampus bebas dari penyalahgunaan wewenang,” ujar Prof. Widodo.
Kegiatan sosialisasi ini turut dihadiri jajaran pimpinan universitas, para dekan, tim Zona Integritas (ZI), Reformasi Birokrasi (RB), TP3G, hingga perwakilan mahasiswa. Hadir pula Direktur Jejaring Pendidikan KPK dan tim, yang menyampaikan pentingnya membangun kesadaran kolektif melawan korupsi mulai dari lingkungan kampus. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |