Pendidikan

Mahasiswa PSDKU UB Kediri Kenalkan Teknologi Pengolahan Sampah OSAMTU Kepada Masyarakat Desa Punjul

Selasa, 22 Juli 2025 - 11:35 | 6.26k
Mahasiswa PSDKU UB Kediri saat memperlihatkan penggunaan OSAMTU (FOTO: yobby/TIMES Indonesia)
Mahasiswa PSDKU UB Kediri saat memperlihatkan penggunaan OSAMTU (FOTO: yobby/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Dalam pengolahan sampah yang baik, pemilahan sampah menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Tanpa pemilahan sampah, sampah akan tercampur aduk. Padahal pada sampah-sampah tertentu, seperti sampah organik, jika dipilah bisa kembali dimanfaatkan.   

Mendorong masyarakat untuk tetap sadar kebersihan dan makin mengenal manfaat dan fungsi pemilahan sampah, mahasiswa KKN PSDKU Universitas Brawijaya Kediri (PSDKU UB Kediri), memperkenalkan teknologi pengolahan sampah bernama OSAMTU kepada masyarakat Desa Punjul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. 

Advertisement

Bertajuk "Pengolahan Sampah Organik dengan Teknologi OSAMTU (Olah Sampah Tuntas)", kegiatan tersebut diikuti oleh puluhan warga Desa Punjul. Dosen Pembimbing Lapang Septian Maulana Purnama menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengelola sampah secara mandiri. "Sampah rumah tangga, khususnya yang organik, sebenarnya memiliki nilai guna tinggi jika dikelola dengan tepat. Melalui OSAMTU, kita ingin mengedukasi masyarakat untuk tidak sekadar membuang, tapi mulai mengolah dan memanfaatkan," ujar Septian, Senin, (21/07/2025). 

Dalam pelatihan tersebut, selain masyarakat diperkenalkan pada cara kerja OSAMTU, yang berupa alat sederhana berbahan tong, saringan, kran air, serta bioaktivator. Teknologi ini mampu mengolah sampah organik seperti sisa makanan dan daun kering menjadi tiga produk bermanfaat yakni kompos padat, air lindi, dan maggot.
"Kompos dapat dipanen setelah satu bulan, air lindi sekitar dua minggu, dan maggot saat berusia 40 hari. Semua ini bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan peternakan," jelas Septian lagi. 

Selain menekan biaya produksi pupuk dan pakan ternak, penggunaan OSAMTU juga membantu mengurangi limbah rumah tangga yang berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan.  Masyarakat sendiri tampak antusias untuk mengenal lebih dekat dengan teknologi OSAMTU. Dalam sesi diskusi, warga aktif bertanya, antara lain mengenai ketahanan bahan tong, fungsi bioaktivator untuk mempercepat fermentasi, hingga cara mengolah air lindi agar aman digunakan.

Dalam kesempatan tersebut, para mahasiswa juga turut menyerahkan unit OSAMTU kepada perwakilan warga,wujud komitmen untuk menerapkan pengelolaan sampah organik berbasis teknologi sederhana.

"Kami berharap pelatihan ini tidak berhenti di ruangan ini saja, tetapi menjadi awal dari kebiasaan baru masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan secara produktif dan berkelanjutan," tutup Septian. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES