Pendidikan

Gerabah dan Aksara Jawa: Cara Unsoed Tanamkan Cinta Budaya ke Generasi Muda

Minggu, 27 Juli 2025 - 13:45 | 8.07k
Anak anak di Purbalingga begitu ceria memanfaatkan libur dengan menulis aksara Jawa ke dalam media gerabah di Sanggar Seni Larasati yang diajarkan para dosen Unsoed Purwokerto, Minggu (27/7/2025). (Foto: Sutrisno/TIMES Indonesia)
Anak anak di Purbalingga begitu ceria memanfaatkan libur dengan menulis aksara Jawa ke dalam media gerabah di Sanggar Seni Larasati yang diajarkan para dosen Unsoed Purwokerto, Minggu (27/7/2025). (Foto: Sutrisno/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PURBALINGGA – Sejumlah dosen Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) menggandeng Sanggar Seni Larasati di Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, untuk menggelar pelatihan literasi aksara Jawa bagi anak-anak usia sekolah.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Exwan Andriyan Verrysaputro bersama tiga dosen lainnya, yakni Kilau Riksaning Ayu, Ashlikhatul Fuaddah, dan Haryono. Mereka berasal dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed, dan didukung penuh oleh LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) Unsoed.

Advertisement

Pelatihan berlangsung selama Juli 2025, memanfaatkan momen libur sekolah. Tercatat ada 45 siswa siswi dari berbagai jenjang, mulai SD hingga SMA, yang terlibat aktif dalam kegiatan ini.

“Kami ingin agar pelestarian aksara Jawa tidak hanya sekadar diajarkan di sekolah, tetapi juga menyatu dalam kegiatan seni dan budaya komunitas,” ujar Exwan kepada TIMES Indonesia, Minggu (27/7/2025).

Pelatihan diawali dengan pengenalan dasar-dasar aksara Jawa, seperti aksara legena, sandhangan, pasangan, hingga aksara swara dan angka. Setelah pengenalan, para peserta langsung diajak menulis aksara Jawa melalui praktik yang menyenangkan.

Uniknya, peserta tidak menulis di kertas biasa, melainkan di atas media gerabah lilin. Media ini dipilih agar proses belajar terasa lebih menyenangkan dan bisa meninggalkan kesan mendalam bagi peserta.

“Kami ingin mereka belajar sambil berkarya. Dengan menulis aksara Jawa di media gerabah, mereka tidak hanya melatih tulisan, tapi juga estetika dan kebanggaan terhadap budaya,” jelas Kilau Riksaning Ayu.

Usai proses pelatihan dan praktik menulis, kegiatan dilanjutkan dengan dokumentasi hasil karya. Foto dan video peserta diunggah ke akun media sosial milik sanggar dan para dosen pembimbing. Langkah ini merupakan bagian dari kampanye digital untuk membangkitkan kecintaan generasi muda terhadap aksara Jawa.

Ashlikhatul Fuaddah menyebut dokumentasi dan publikasi digital sangat penting di era sekarang. “Lewat media sosial, anak-anak akan merasa bangga karyanya dilihat banyak orang. Ini bisa menjadi motivasi agar mereka terus belajar dan menjaga warisan budaya,"katanya.

Ketua Sanggar Seni Larasati, Hening Pambudi Larasati, mengapresiasi sinergi yang dibangun bersama Unsoed. Ia menilai, kegiatan seperti ini sangat memberi semangat bagi anak anak yang tergabung di sanggarnya.

“Kami sangat menyambut baik kolaborasi ini. Kami berharap bisa menjadi agenda rutin karena dampaknya langsung terasa bagi anak anak di sini,” ujar Hening.

Menurut Hening, kolaborasi dengan perguruan tinggi seperti ini adalah bukti bahwa pelestarian budaya bisa dilakukan bersama, dengan melibatkan akademisi, komunitas, dan generasi muda.

Haryono, salah satu dosen FISIP Unsoed yang turut serta dalam kegiatan ini, berharap pelatihan ini bisa memantik gerakan serupa di wilayah lain. Ia menilai, pendekatan berbasis komunitas adalah cara efektif untuk menghidupkan kembali aksara Jawa yang mulai dilupakan.

“Ini bisa jadi identitas budaya yang anak anak kita harus tahu, mencintai, dan bisa menulis aksara Jawa,” pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES