Libur Maulid Nabi Muhammad SAW, Santri Diminta Jaga Amalan dan Disiplin

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Ribuan santri Ponpes Nurul Jadid, Probolinggo, Jatim, mulai menjalani libur Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (1/9/2025). Selama sepuluh hari liburan, santri diminta tetap menjaga amalan dan disiplin.
Pesan itu disampaikan Pengasuh Ponpes Nurul Jadid, KH Moh Zuhri Zaini di Masjid Jamik Nurul Jadid, Minggu (31/8/2025) atau sehari sebelum liburan.
Advertisement
Dalam arahannya, KH Zuhri menegaskan bahwa liburan bukan berarti bebas dari aturan dan kewajiban ibadah.
Menurutnya, liburan merupakan jeda untuk menyegarkan kembali jiwa dan raga setelah berbulan-bulan menjalani rutinitas padat di pesantren.
“Liburan hadir untuk menyegarkan kembali jiwa dan raga agar ketika kembali ke pondok, santri bisa lebih semangat dalam belajar dan beribadah,” ujarnya.
Kiai Zuhri pun mengingatkan agar santri tidak salah memahami arti libur.
“Kehidupan di dunia ini tidak pernah benar-benar bebas tanpa batas. Minimal, kita semua terikat oleh aturan agama yang mengawal perilaku kita sehari-hari,” tegasnya.
Beliau menjelaskan bahwa aturan, baik agama maupun negara, sejatinya dibuat untuk melindungi dan menuntun manusia menuju kebahagiaan. Ia menekankan pentingnya disiplin sejak dini dengan prinsip “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.”
Dalam arahannya, Kiai Zuhri juga menegaskan bahwa kewajiban ibadah tetap berlaku di rumah.
Liburan, menurutnya, memiliki tiga hikmah. Yaitu menghilangkan kejenuhan, menjadi sarana evaluasi diri, serta kesempatan untuk berbakti kepada orang tua.
“Saya harap ilmu yang sudah didapat di pondok bisa diamalkan, khususnya amaliyah, tatakrama, akhlak, dan adab. Selain itu, hindari lingkungan yang tidak baik,” pesannya.
Lebih jauh, KH Moh Zuhri Zaini meminta para santri berhati-hati dalam menggunakan gawai dan menyaring tontonan.
Menurutnya, meski HP memiliki banyak manfaat, di dalamnya juga tersimpan pengaruh buruk yang dapat mengubah perilaku.
Di akhir tausiah, Kiai Zuhri menekankan pentingnya kembali ke pondok tepat waktu setelah liburan. Keterlambatan hanya diperbolehkan dengan uzur yang sah. “Disiplin adalah syarat untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan belajar,” katanya.
Pulang Bersama
Selama 10 hari libur maulid, santri pulang ke rumah masing-masing dengan bersama-sama. Pemulangan ini bekerjasama dengan Pembantu Pengurus Pondok Pesantren Nurul Jadid atau P4NJ di setiap daerah.
P4NJ merupakan organisasi alumni, wali santri, dan simpatisan Ponpes Nurul Jadid yang tersebar di seantero tanah air.
Santri yang berasal dari luar Jawa, Pulau Kangean dan Sapudi (Sumenep), pulang bersama dijadwalkan lebih awal. Mereka pulang bersama pada 28 Agustus 2025.
Santri asal Pulau Bawean (Gresik), Nusa Tenggara, pulang bersama pada 30 Agustus. Santri asal Jabodetabek, wilayah Pantura, Matraman, Bali, Pulau Raas (Sumenep) dan Madura, pulang bersama pada 31 Agustus 2025.
Ponpes Genggong Libur 9 Hari
Berbeda dengan Ponpes Nurul Jadid, santri Ponpes Zainul Hasan Genggong akan menjalani libur Maulid Nabi Muhammad SAW selama sembilan hari.
Santri putri di pesantren yang telah berusia lebih dari seabad ini, mulai libur pada 3 September hingga 11 September 2025. Sedangkan untuk santri putra, liburan dimulai 4 September hingga 12 September 2025.
Hal itu tertuang dalam Maklumat Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah yang diterbitkan 20 Agustus 2025. Maklumad didasarkan pada kalender pendidikan pesantren Zainul Hasan Genggong. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Rizal Dani |