Mengenal Gelombang Rossby, Fenomena Atmosfer Pemicu Banjir Bali

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gelombang ekuatorial Rossby sebagai pemicu hujan lebat yang berujung pada banjir Bali beberapa hari terakhir. Fenomena atmosfer ini berperan besar dalam meningkatkan awan konvektif di kawasan tropis.
Gelombang Rossby, yang juga disebut gelombang planet atau gelombang baroklinik, merupakan pergerakan atmosfer yang terbentuk akibat rotasi bumi (efek Coriolis) dan perbedaan tekanan udara. Fenomena ini bergerak dari barat ke timur dengan kecepatan lambat, namun mampu memengaruhi pola cuaca global.
Advertisement
“Keberadaan gelombang ekuatorial Rossby di wilayah Bali meningkatkan potensi terbentuknya awan hujan tebal. Ditambah kelembapan udara tinggi dan suhu muka laut hangat, kondisi ini berujung pada hujan ekstrem,” jelas BMKG dalam keterangan resminya.
Sejarah gelombang Rossby sendiri berawal dari penelitian meteorolog asal Swedia, Carl-Gustaf Rossby, pada 1930-an. Ia menjelaskan bagaimana interaksi rotasi bumi dan perbedaan tekanan atmosfer menciptakan pola gelombang yang memengaruhi iklim dunia.
Selain di atmosfer, Rossby juga dapat muncul di lautan dalam bentuk gelombang besar yang memengaruhi arus laut dan pola iklim. Di wilayah tropis, fenomena ini erat kaitannya dengan fenomena Madden–Julian Oscillation (MJO) dan hembusan angin barat (Westerly Wind Burst).
Dalam kasus Bali, gelombang Rossby memperkuat sirkulasi udara lembap dari Samudra Hindia dan Laut Jawa. Ketika udara lembap bertemu suhu permukaan laut 28–29 derajat Celsius, terbentuklah hujan lebat yang memicu banjir di sejumlah wilayah.
BNPB mencatat, akibat hujan ekstrem tersebut, sembilan orang meninggal dunia, dua hilang, dan ratusan warga terdampak di enam kabupaten/kota di Bali.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, karena aktivitas gelombang Rossby masih dapat berlangsung dan memengaruhi pola cuaca di Indonesia dalam beberapa minggu ke depan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |