Inovasi Fermentasi Ampas Tahu dan Kulit Nanas Mahasiwa UNAIR Juara Kompetisi Ilmiah

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Mahasiwa Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya menorehkan prestasi dalam karya ilmiah yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada (UGM) di ajang Kompetisi Ilmiah Mahasiswa Veteriner Nasional (KIMVETNAS) 2025.
Tim UNAIR terdiri dari Beryl Christoper Fernando Utomo (Farmasi, 2024), Gadis Jacinda Elysia Tabina (Farmasi, 2024), dan Kharisma Putri Utami (Kedokteran Hewan, 2024).
Advertisement
Mereka sukses menarik perhatian dewan juri lewat gagasan inovatif bertajuk "BIOCHICK, Inovasi Ransum Presisi Berbasis Fermentasi Ampas Tahu dan Kulit Nanas sebagai Sinbiotik Lokal untuk Optimalisasi Gut Microbiome Ayam Broiler."
Dalam karya ilmiahnya, tim UNAIR menyoroti isu krusial terkait tingginya biaya pakan ayam broiler hingga mencapai 70 persen cost industri peternakan.
Penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) secara berlebihan yang menjadi penyebab resistensi antibiotik (AMR), serta gangguan kesehatan pencernaan akibat ketidak seimbangan mikrobiota usus. Isu yang mereka angkat ini mengantarkan tim meraih juara 3.
“Kami melihat ampas tahu dan kulit nanas sering terbuang padahal berpotensi besar sebagai sumber prebiotik dan enzim alami, seperti enzim bromelain pada kulit nanas. Melalui fermentasi, limbah ini bisa menjadi ransum presisi kaya sinbiotik,” jelas Beryl, Kamis (18/9/2025).
Tim menegaskan bahwa gagasan ini sejalan dengan One Health Framework WHO. Sedangkan solusi yang mereka tawarkan ramah lingkungan, mendukung ekonomi sirkular, serta menekan ketergantungan terhadap antibiotik sebagai growth promoter.
Proses penulisan karya ilmiah ini ditempuh dalam waktu kurang lebih dua bulan, dimulai dari pengumpulan abstrak hingga presentasi final. Penelitian didasarkan pada studi literatur dengan merujuk jurnal nasional maupun internasional.
“Prosesnya tidak mudah, terutama dalam membagi waktu antara persiapan lomba, tugas kuliah, dan praktikum. Tapi justru dari situ kami belajar manajemen waktu dan kerja tim,” ungkap Gadis.
Meski persiapan terbilang singkat, semangat dan kolaborasi lintas disiplin menjadi kekuatan utama tim. Menurut Kharisma, kombinasi farmasi dan kedokteran hewan membuat ide mereka semakin relevan dan aplikatif.
Keberhasilan ini disambut positif oleh pihak kampus, dosen pembimbing, serta keluarga. Prof. Dr. Eduardus Bimo Aksono Herupradoto, drh., M Kes., selaku dosen pembimbing, memberikan ucapan selamat dan mendorong tim untuk terus mengembangkan riset ke tahap implementasi lebih lanjut.
“Ini adalah awal yang baik bagi kami sebagai mahasiswa semester tiga. Kemenangan pertama ini memotivasi kami untuk terus berkarya dan membawa nama baik almamater,” tutur Kharisma.
Ke depan, tim berencana mengembangkan gagasan mereka menjadi penelitian yang lebih aplikatif sekaligus berupaya mempublikasikan karya di jurnal ilmiah mahasiswa.
“Kami ingin karya ini tidak berhenti di lomba saja, tapi benar-benar berdampak bagi peternakan berkelanjutan,” kata Beryl. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |