Ribuan Maba Unisma Malang Jalani Oshika 2025 dengan Aksi Nyata Peduli Lingkungan

TIMESINDONESIA, MALANG – Ribuan mahasiswa baru Universitas Islam Malang (Unisma Malang) tahun akademik 2025/2026 memulai perjalanan kuliah mereka dengan cara yang tidak biasa. Sebelum resmi mengikuti rangkaian Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus (Oshika Maba), mereka turun langsung ke lapangan membersihkan lingkungan sekitar kampus.
Kegiatan yang berlangsung Senin (22/9/2025) itu mengusung tema “Maba Unisma Berdampak: Peduli Sosial, Lestari Lingkungan”. Sebanyak 5.961 mahasiswa baru dikerahkan membersihkan 50 titik strategis di wilayah Dinoyo, Tlogomas, dan kawasan sekitar kampus. Dari gorong-gorong, fasilitas umum, hingga ruang terbuka publik, semua disentuh oleh aksi nyata para maba.
Advertisement
Menurut Wakil Rektor 3 Unisma, Muhammad Yunus, langkah ini sekaligus menegaskan arah baru orientasi mahasiswa di Unisma. “Kami memulai dari mahasiswa baru. Di awal perjalanan mereka, mahasiswa sudah kami ajak untuk berdampak,” ujarnya.
Dia menambahkan, kegiatan ini sejalan dengan dorongan Kementerian Pendidikan Tinggi agar perguruan tinggi menghasilkan kontribusi nyata dan memiliki orientasi global.
Tidak berhenti pada aksi bersih-bersih, para mahasiswa juga melakukan diskusi kelompok untuk memetakan persoalan lingkungan yang mereka temui.
“Hasil temuan dan aspirasi ini akan kami teruskan langsung kepada alumni Unisma yang kini menjadi anggota DPR RI, Aqib Ardiansyah, pada hari Rabu mendatang,” tambah Dr. Yunus.
Rektor Unisma, Prof Junaidi, menekankan bahwa Oshika Maba tahun ini dirancang untuk membentuk tiga karakter utama mahasiswa: kebangsaan, kecendekiaan, dan keislaman Ahlussunnah wal Jama’ah.
“Selain cinta tanah air dan wawasan akademik, mahasiswa baru juga akan dikuatkan melalui Halaqoh Diniyah,” katanya.
Unisma sendiri kembali menegaskan posisinya sebagai kampus inklusif. Tahun ini, dari total 5.961 mahasiswa baru, terdapat mahasiswa dari 33 provinsi di Indonesia, 90 mahasiswa asing dari tujuh negara, serta sejumlah mahasiswa difabel. Salah satunya Anggun, mahasiswi penerima KIP Kuliah asal Lumajang.
“Tidak boleh ada halangan bagi siapa pun untuk mengenyam pendidikan di Unisma,” tegas Rektor.
Prof. Junaidi menambahkan, dengan status Unisma sebagai perguruan tinggi swasta peringkat 2 di Jawa Timur dan 15 nasional, pilihan maba untuk bergabung di kampus ini adalah langkah tepat.
“Kami berharap melalui Oshika Maba hingga Halaqoh Diniyah, mahasiswa baru dapat memberi dampak pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, bahkan dunia,” tandasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |