TIMES Indonesia Bekali Mahasiswa-Dosen Akafarma Sunan Giri Ponorogo Jadi Penulis untuk Branding Kampus

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Di tengah derasnya arus informasi di era digital, kemampuan untuk menyajikan konten yang tidak hanya viral tetapi juga sarat makna menjadi sebuah keharusan. Pesan inilah yang menjadi inti dari Seminar Pelatihan Media Sosial yang digelar oleh Akafarma (Akademi Analis Farmasi dan Makanan) Sunan Giri Ponorogo, Sabtu (27/9/2025).
Menggandeng praktisi, acara ini menghadirkan editor TIMES Indonesia, Bambang H. Irwanto, sebagai narasumber utama. Seminar yang mengusung tagline inspiratif “Viral Dengan Makna, Belajar Menjadi Jurnalis Media Sosial,” ini bertujuan untuk membekali para mahasiswa dengan wawasan dan keterampilan jurnalistik di platform media sosial.
Advertisement
Acara ini menjadi jawaban atas tantangan zaman, di mana setiap individu kini memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi layaknya seorang jurnalis.
Dalam paparannya, Bambang H. Irwanto menekankan perbedaan fundamental antara konten yang sekadar viral dan konten yang "viral dengan makna". Menurutnya, viralitas yang hanya mengejar sensasi seringkali bersifat sementara dan tidak memberikan dampak positif jangka panjang.
Dosen Akafarma Sunan Giri Ponorogo saat sesi tanya jawab dalam pelatihan menulis jurnalistik. (Foto: Aditya Candra/TIMES Indonesia)
“Media sosial adalah pisau bermata dua. Bisa digunakan untuk menyebar kebaikan, bisa juga untuk hal sebaliknya. Tantangan kita sekarang adalah bagaimana menciptakan konten yang tidak hanya menarik perhatian dan menjadi viral, tetapi juga mendidik, mencerahkan, dan membawa nilai-nilai positif bagi masyarakat,” ujarnya.
Dia membagikan berbagai strategi praktis dalam mengelola media sosial secara profesional. Mulai dari teknik penulisan narasi yang kuat, pentingnya verifikasi informasi untuk menangkal hoaks, hingga etika dalam menyebarkan konten. Bambang mendorong para mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang menyebarkan optimisme melalui karya-karya digital mereka.
“Kami akan semaksimal mungkin untuk membantu branding kampus ataupun dunia pendidikan secara umum,” ungkapnya.
Konsep "jurnalis media sosial" yang diusung dalam pelatihan ini membuka cakrawala baru bagi para mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo. Mereka tidak hanya belajar tentang aspek teknis, tetapi juga tentang tanggung jawab moral yang melekat pada setiap konten yang diunggah.
Direktur Akafarma Sunan Giri Ponorogo, Nasruhan Arifianto menyambut baik kolaborasi ini dan menyatakan bahwa kegiatan semacam ini cukup penting untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa di luar bidang akademik utama mereka.
“Kemampuan berkomunikasi dan literasi digital yang baik akan menjadi nilai tambah yang signifikan bagi para lulusan saat memasuki dunia kerja nanti, ataupun senagai branding kampus,” ungkapnya.
Mahasiswa dan Dosen Akafarma Sunan Giri Ponorogo yang mengikuti Seminar dan Pelatihan Menulis. (Foto: Aditya Candra/TIMES Indonesia)
Sementara itu, Seminar Pelatihan "Viral Dengan Makna" ini ditutup dengan sesi diskusi interaktif, di mana para peserta menunjukkan antusiasme tinggi untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana memulai langkah sebagai jurnalis media sosial yang bertanggung jawab.
Diharapkan, kegiatan ini mampu melahirkan generasi baru kreator konten dari Akafarma Sunan Giri Ponorogo yang tidak hanya mengejar popularitas, tetapi juga mengutamakan dampak positif dan makna dalam setiap karyanya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Bambang H Irwanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |