Pendidikan

Dosen Psikologi Ubaya Jelaskan Remote Working dari Sisi Psikologi

Sabtu, 04 Oktober 2025 - 00:23 | 5.95k
Dosen Fakultas Psikologi Ubaya, Dr. Artiawati, Psikolog. (Foto: Dok.Humas Ubaya)
Dosen Fakultas Psikologi Ubaya, Dr. Artiawati, Psikolog. (Foto: Dok.Humas Ubaya)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pekerjaan dengan konsep remote mulai berkembang di Indonesia. Tren ini mulai meningkat saat pandemi dan berlanjut hingga sekarang. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya), Dr. Artiawati memberikan penjelasan mengenai remote working dari sisi psikologi.

Ketua Program Doktor Psikologi Ubaya itu menyebut, remote working atau dalam konteks psikologi industri dinamakan flexible working hours, memberikan beberapa keuntungan salah satunya adalah otonomi dalam mengatur jam kerja.

Advertisement

"Remote working itu baik sepanjang orangnya bisa mengelola diri dan pekerjaan dengan baik. Seseorang akan termotivasi untuk bekerja apabila ia memiliki otonomi untuk mengatur ritme kerja. Pekerjaan remote memungkinkan hal itu,” jelasnya, Jumat (3/10/2025).

Namun, pekerja remote juga menghadapi tantangan seperti situasi rumah yang tidak ideal atau perasaan kesepian karena tidak memiliki teman kerja.

Jika kondisi rumah tidak ideal, Arti menyarankan untuk memiliki ruang kerja tersendiri dan melakukan pengaturan komunikasi dengan anggota keluarga di rumah.

“Misalnya, kita bilang ke orang di rumah kalau jam 7-9 pagi jangan diganggu dulu karena mau fokus bekerja. Bisa juga diberi pemberitahuan apabila sedang rapat online dan perlu waktu sendiri. Semua itu dikomunikasikan,” ujarnya.

Selain itu, agar pekerja tidak merasa sendiri, perusahaan perlu sesekali membuat pertemuan seperti kopi darat.

Selain untuk menciptakan keterhubungan, pertemuan yang dilakukan bisa memaksimalkan komunikasi yang seringkali salah diartikan jika dilakukan secara online. 

Meskipun remote working menciptakan efektivitas dan efisiensi bagi perusahaan secara anggaran maupun fasilitas, Arti menilai perusahaan tetap perlu melakukan monitor pekerjaan yang sewajarnya berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat.

Pemberian fasilitas yang mendukung psikologis pekerja juga bisa dipertimbangkan agar karyawan remote dapat melakukan pekerjaannya dengan maksimal.

“Perusahaan harus bisa memetakan karyawan yang dirasa kompeten dan memiliki pengelolaan ritme kerja yang baik dalam menjalankan remote working,” katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES