Inovasi IAIT Pacitan: Café IAIT Corner Jadi Ruang Kreatif dan Diskusi Mahasiswa

TIMESINDONESIA, PACITAN – Institut Agama Islam Attarmasi (IAIT) Pacitan resmi menyuguhkan Café IAIT Corner sebagai keterbukaan ruang baru yang menghubungkan dunia akademik dengan suasana santai khas anak muda.
Resmi beroperasi pada Sabtu (4/10/2025), café ini diharapkan menjadi pusat kreativitas, diskusi, sekaligus tempat beristirahat bagi mahasiswa, dosen, maupun masyarakat umum.
Advertisement
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan IAIT Pacitan, Achmad Ridlowi, M.Pd.I, menegaskan bahwa café ini lebih dari sekadar tempat minum kopi.
“Café IAIT Corner kami hadirkan bukan hanya sebagai tempat bersantai, tetapi sebagai wadah inspiratif. Kami ingin mahasiswa, dosen, dan masyarakat bisa bertemu, berdiskusi, atau sekadar melepas penat dengan suasana yang nyaman,” ujarnya.
Simbol Keterbukaan Kampus
Ridlowi menambahkan, kehadiran café ini mencerminkan komitmen IAIT Pacitan dalam menciptakan atmosfer kampus yang produktif sekaligus menyenangkan.
“Kami ingin kampus tidak sekadar identik dengan ruang kelas. Ada ruang lain yang bisa menumbuhkan kreativitas dan literasi mahasiswa. Café ini menjadi simbol keterbukaan kampus terhadap perkembangan zaman,” katanya.
Dengan desain yang modern dan ramah anak muda, IAIT Corner diproyeksikan menjadi ruang alternatif bagi diskusi ilmiah, kegiatan literasi, hingga workshop kreatif.
“Kalau biasanya mahasiswa berdiskusi di kelas atau perpustakaan, sekarang mereka punya alternatif lain yang lebih rileks. Di sini, diskusi bisa lebih cair, ide-ide baru bisa lebih mudah lahir,” ucap Ridlowi.
Menu Ramah Kantong Mahasiswa
Selain konsep ruangnya, IAIT Corner juga menghadirkan menu yang terjangkau. Minuman khas kopi nusantara tersedia, mulai dari Kopi Arabika Toraja, Kopi Robusta Lampung, hingga Kopi Gayo, yang dibanderol Rp8 ribu.
Ada juga pilihan minuman ringan lain seperti Good Day Cappuccino, Drink Beng-Beng, Nutrisari Jeruk Peras, Susu Jahe, hingga Pop Ice aneka varian, dengan harga mulai Rp3 ribu hingga Rp6 ribu.
Tidak hanya minuman, café ini juga menyajikan berbagai camilan yang cocok untuk menemani obrolan santai. Menu ringan seperti Kentang Goreng, Nugget Ayam, Bakso Goreng, Tahu Bakso, Cireng, Tempura, hingga Pisang Cokelat tersedia dengan harga Rp5 ribu hingga Rp6 ribu.
Sementara untuk pengunjung yang ingin menu lebih mengenyangkan, tersedia Pop Mie (Rp8 ribu), Roti Maryam (Rp5 ribu), hingga Gethuk dan Singkong Goreng.
“Kami sadar mahasiswa sangat mempertimbangkan harga. Karena itu, menu café ini kami buat terjangkau tetapi tetap variatif. Harapannya, mahasiswa bisa nyaman berlama-lama di sini tanpa harus khawatir soal biaya,” tutur Ridlowi.
Ruang Terbuka untuk Masyarakat
Café IAIT Corner juga tidak hanya untuk mahasiswa dan dosen, melainkan terbuka untuk masyarakat luas. Ridlowi menekankan bahwa café ini diharapkan menjadi jembatan antara kampus dengan warga sekitar.
“Kami tidak ingin café ini eksklusif hanya untuk sivitas akademika. Justru kami berharap masyarakat Pacitan juga merasa memiliki,” katanya.
Langkah ini sejalan dengan visi IAIT Pacitan untuk menghadirkan kampus yang inklusif. Melalui café ini, IAIT berharap bisa memperluas jejaring sosial dan akademik, serta memperkuat interaksi kampus dengan realitas masyarakat sehari-hari.
Simbol Modernisasi
Selain itu, menurut Ridlowi, kehadiran café di dalam lingkungan kampus IAIT Pacitan diharapkan menjadi jawaban tuntutan zaman sehingga mampu beradaptasi dengan kebutuhan.
“Café ini memang sederhana, tetapi maknanya besar. Ia adalah simbol keterbukaan kampus, simbol adaptasi terhadap perkembangan, dan tentu saja simbol harapan agar IAIT Pacitan semakin dekat dengan masyarakat,” ujar Ridlowi.
Dengan fasilitas dan menu ramah kantong, IAIT Corner diharapkan menjadi pusat bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat untuk berinteraksi, berkolaborasi, sekaligus menikmati suasana kampus yang lebih hidup. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |