Pendidikan

Arek Kampung Kenjeran Surabaya, Tempuh Pendidikan di University of Edinburgh

Selasa, 21 Oktober 2025 - 21:59 | 668
Muhammad Rusydan Mirwan Hadid, arek Kenjeran Surabaya alumnus S1 Sastra Indonesia yang saat ini menempuh pendidikan Bidang Lingkungan di University of Edinburgh, Skotlandia. (Foto: Dok.Pribadi)
Muhammad Rusydan Mirwan Hadid, arek Kenjeran Surabaya alumnus S1 Sastra Indonesia yang saat ini menempuh pendidikan Bidang Lingkungan di University of Edinburgh, Skotlandia. (Foto: Dok.Pribadi)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Perjalanan menempuh pendidikan tinggi hingga sampai di universitas tertua di Skotlandia, sebelumnya tidak terbayangkan di benak Rusydan. 

Karena ingin memberikan dampak yang nyata pada lingkungan, membuat pemuda asal Kampung Kenjeran Surabaya ini ingin mewujudkan hal tersebut melalui seleksi  beasiswa LPDP.

Advertisement

Nama lengkapnya Muhammad Rusydan Mirwan Hadid, merupakan alumnus S1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair). Saat ini, ia sedang menjalani studi S2 melalui Beasiswa LPDP. 

Keinginan tinggi terhadap pengabdian masyarakat bidang lingkungan, membuat Rusydan berhasil lolos dan diterima di University of Edinburgh, Skotlandia. 

Sementara transformasi fokus studinya dari sastra ke lingkungan berawal dari mata kuliah Ekokritik di S1 Bahasa dan Sastra Indonesia Unair.

“Di Ekokritik, kami belajar bagaimana karya sastra bisa memunculkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan. Hal ini mendorong saya untuk lebih mendalami isu lingkungan secara lebih luas,” jelasnya.

Tidak hanya itu, pengalaman berorganisasi di bidang pengabdian masyarakat saat di BEM Unair sebagai menteri koordinator kemasyarakatan yang melihat langsung masalah di daerah tertinggal, terutama di Indonesia Timur, semakin memantapkan langkahnya menimba ilmu di Skotlandia.

Kenalkan Kampung Halaman di Kancah Internasional 

Di tengah kesibukan studinya, Rusydan juga sedang menekuni dunia aktivisme. Salah satu misinya yang akan segera terealisasi adalah mempresentasikan film dokumenter tentang kampung halamannya, Kenjeran, Surabaya pada 7 November 2025 mendatang.

Dokumenter tersebut merupakan hasil refleksinya terhadap kampung halamannya yang menemani tumbuh kembangnya sebagai seorang manusia. 

“Berangkat dari Kenjeran, pulang pun juga untuk Kenjeran,” ujarnya. 

Melalui film dokumenter tersebut, ia ingin dunia tahu bahwa Indonesia memiliki daerah bernama Kenjeran yang juga lekat dengan kebudayaan dan kearifan lokalnya, berikut dengan dinamika di dalamnya.

Sedangkan program studi yang ia ambil, Master of Environment, Culture, Society merupakan hasil perjalanan akademik yang menarik dan tak terduga.

“Awalnya saya tidak berniat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Ternyata saya lolos LPDP dan diterima di Universitas of Edinburgh bidang lingkungan,” ungkapnya dengan senang hati. 

Tekadnya untuk studi lanjut baru muncul setelah lulus yang didorong oleh keinginannya untuk mendalami isu lingkungan yang ia temui dalam pengabdian masyarakat.

Meski tidak mudah, ia menekankan bahwa kunci lolos beasiswa meskipun dengan mengenali diri sendiri dan memiliki tujuan yang jelas.

“Kunci lolos beasiswa meskipun dengan mengenali diri sendiri dan memiliki tujuan yang jelas,” tuturnya. 

Ia juga berpesan kepada mahasiswa S1 yang ingin melanjutkan studi untuk mencintai apa pun yang mereka lakukan dan penuh tanggung jawab terhadapnya. Menurutnya, semua pasti akan ada jalannya jika ditekuni dengan baik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES