Pendidikan

SMK di Samarinda Bikin Prototipe Mobil Listrik, Murni Karya Siswa Tanpa Bantuan Industri

Rabu, 29 Oktober 2025 - 14:04 | 628
Kepala SMKN 10 Samarinda Maryono duduk di mobil listrik bersama siswanya. (FOTO: ANTARA/Ahmad Rifandi)
Kepala SMKN 10 Samarinda Maryono duduk di mobil listrik bersama siswanya. (FOTO: ANTARA/Ahmad Rifandi)

TIMESINDONESIA, SAMARINDA – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 10 Samarinda, Kalimantan Timur, berhasil mengembangkan inovasi otomotif berupa prototipe mobil listrik. Prestasi ini menjadi bukti nyata kemampuan sekolah vokasi dalam menciptakan produk teknologi tepat guna.

Kepala SMKN 10 Samarinda Maryono menekankan pentingnya inovasi dalam pendidikan. "Ranah di pendidikan itu bukan hanya sekadar edukasi saja, tapi juga pelayanan publik, dan yang penting itu adalah inovasi," ujarnya, Rabu (29/10/2025). Inisiatif pengembangan mobil listrik ini dimulai sejak Oktober 2023, tak lama setelah Maryono yang berlatar belakang guru otomotif menjabat sebagai kepala sekolah.

Advertisement

Menurut Maryono, sekolah vokasi harus melampaui konsep Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM) dengan menghasilkan produk nyata. "Oleh karena itu ia merealokasi sumber daya sekolah agar dapat mendukung program inovasi tersebut," jelasnya. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi tiga jurusan: Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Bodi Otomotif (TBO), dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ).

Yang membanggakan, prototipe ini dikembangkan secara mandiri tanpa bantuan mitra industri. "Tantangan utama yang dihadapi saat ini adalah sektor baterai yang masih menggunakan aki kering berkapasitas 50 ampere, sehingga perlu pengembangan lebih lanjut," papar Maryono. Target pengembangan selanjutnya adalah penggunaan baterai lithium berkapasitas 300-400 ampere untuk meningkatkan jarak tempuh.

Kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran dari dana BOS dan fasilitas yang belum memadai. "Peningkatan kapasitas baterai bertujuan memperjauh jarak tempuh, sebelum beralih ke pengembangan kecepatan motor listrik," tambah Maryono. Saat ini, bengkel sekolah masih digunakan untuk tiga fungsi sekaligus: edukasi, teaching factory, dan ruang inovasi.

Ke depan, sekolah berharap adanya kolaborasi dengan industri melalui program CSR untuk mendukung pengembangan produk hingga tahap komersialisasi dan paten. Pencapaian ini membuktikan bahwa pendidikan vokasi mampu menjadi motor penggerak inovasi teknologi di Indonesia.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES