Pendidikan

Jatim Miliki School Food Care, Inspirasi Nasional Pendidikan Pangan Berkelanjutan

Kamis, 30 Oktober 2025 - 14:24 | 954
Gubernur Khofifah saat memanen sayur pakcoy di area School Food Care SMAN 1 Pandaan, Prigen, Kabupaten Pasuruan.(Dok.Humas Pemprov Jatim)
Gubernur Khofifah saat memanen sayur pakcoy di area School Food Care SMAN 1 Pandaan, Prigen, Kabupaten Pasuruan.(Dok.Humas Pemprov Jatim)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Timur kini aktif mengembangkan pendidikan ketahanan pangan melalui program inovatif bernama School Food Care. Program ini memanfaatkan lahan kosong di lingkungan sekolah untuk ditanami berbagai sayuran dan buah-buahan.

Salah satu sekolah yang sukses menjalankan program tersebut adalah SMA Negeri 1 Pandaan di Kabupaten Pasuruan. Melalui bimbingan guru, para siswa di sekolah ini menanam berbagai komoditas pangan seperti sayur pakcoy, ikan lele, hingga pisang cavendish yang dikelola secara langsung di area sekolah.

Advertisement

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya ini. Ia menilai School Food Care sebagai model pembelajaran yang tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga menumbuhkan karakter mandiri dan wirausaha di kalangan pelajar.

“Kegiatan ini sangat relevan dengan kebutuhan saat ini. Para siswa tidak sekadar belajar teori, tetapi juga praktik langsung dalam mengelola sumber pangan. Ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujar Khofifah, Kamis (30/10/2025).

Khofifah menambahkan, melalui kegiatan menanam dan mengelola hasil panen, para siswa dilatih menjadi murid sehat, berkarakter, dan berprestasi, yang diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa program School Food Care tidak hanya berkaitan dengan pertanian, tetapi juga bisa diintegrasikan dengan kurikulum pembelajaran, seperti pelajaran kewirausahaan (entrepreneurship). Dengan begitu, siswa dapat belajar menanam, merawat, memanen, serta mengelola hasil produksi secara produktif dan berkelanjutan.

“Ini bentuk pembelajaran yang menyenangkan sekaligus menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan pelajar,” tambahnya.

Saat ini, tercatat 29 SMA dan 22 SMK Negeri di Jawa Timur telah mengembangkan program School Food Care dengan berbagai jenis tanaman produktif, mulai dari sayur-mayur, cabai, tomat, pisang, ubi-ubian, hingga buah-buahan seperti nanas, alpukat, dan kacang-kacangan.

Khofifah juga memberikan penghargaan khusus dalam ajang SMA Award 2025 kepada sekolah-sekolah yang dinilai berprestasi dalam pengelolaan lahan produktif di lingkungan sekolah. Yaitu Juara 1 diraih oleh SMAN Tenggarang Bondowoso, Juara 2 oleh SMAN 1 Tanggul Jember, dan Juara 3 oleh SMAN Dampit Kabupaten Malang.

Menurut Khofifah, pemanfaatan lahan sekolah secara produktif bukan hanya menghasilkan produk pangan, tetapi juga menanamkan nilai kemandirian dan tanggung jawab bagi siswa. Ia berharap, sekolah-sekolah lain di Jawa Timur yang memiliki lahan cukup luas juga dapat mengembangkan program serupa agar semakin banyak sekolah berkontribusi terhadap ketahanan pangan daerah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES