Ajak Anak Menulis Surat Kebaikan, Program Literasi Anti Bullying di Perpustakaan SDN Kare 01 Madiun
TIMESINDONESIA, MADIUN – Perpustakaan sekolah bukan sekadar tempat menyimpan buku, melainkan tempat membangun karakter, empati, dan kedamaian. SDN Kare 01 di Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun menjadikan perpustakaan sekolah sebagai sarana mencegah perilaku bullying di kalangan siswa.
Program unggulan perpustakaan sekolah bernama Sekar Wasistha itu adalah Literasi Anti Bullying. Melalui kegiatan seperti Pojok Cerita, Mendongeng Bertema Persahabatan, dan Diskusi Buku Inspiratif, siswa diajak memahami bahwa setiap orang berharga dan harus dihormati.
Advertisement
Menulis Surat Kebaikan juga menjadi cara sederhana untuk menumbuhkan empati. Siswa saling menulis pesan positif kepada teman sebaya. Serta membuat poster bertema “Stop Bullying” yang dipanjang di mading perpustakaan.
"Kegiatan-kegiatan itu menjadi pengingat bahwa sekolah adalah tempat aman untuk tumbuh dan belajar," ujar Rahma Farida Kepala Perpustakaan SDN Kare 01.
Menurut Rahma, perpustakaan SDN Kare 01 berperan penting mencegah bullying di sekolah. Melalui kegiatan literasi yang menumbuhkan empati dan kebersamaan, siswa dilatih untuk memahami perasaan orang lain. Buku-buku bertema toleransi, persahabatan, dan anti-kekerasan menjadi bahan bacaan rutin dalam program literasi mingguan.
Pojok cerita merupakan sarana kampanye mencegah perilaku bullying di sekolah. (Foto: Sekar Wasistha for TIMES Indonesia)
"Kegiatan seperti Pojok Cerita dan Diskusi Buku sering menampilkan cerita yang menggugah hati. Untuk menumbuhkan empati anak-anak," ungkapnya.
Kampanye anti bullying juga disampaikan lewat majalah dinding yang diberi nama unik Mading ZOMBI (Zona Membagi Ilmu). Mading ini merupakan papan ekspresi siswa untuk menampilkan karya tulis, puisi, pantun dan artikel.
"Mading juga menjadi sarana menyalurkan ide, opini, dan cerita inspiratif yang mendorong komunikasi santun dan anti bullying," jelasnya.
Daya tarik dan keunikan Perpustakaan Sekar Wasistha adalah menghadirkan berbagai ruang literasi kreatif dan fungsional. Antara lain Taman Literasi berupa ruang baca terbuka dilengkapi taman hijau untuk pembelajaran interaktif, berdiskusi, mendongeng dan berbagi pengalaman membaca yang menyenangkan.
Juga ada Gazebo Literasi yakni ruang baca terbuka berbentuk saung. Difungsikan untuk kegiatan literasi siswa maupun wali murid dan juga masyarakat sekitar agar interaksi antara sekolah dan masyarakat harmonis melalui literasi.
"Di depan perpustakaan dan masing-masing kelas juga dibuat Teras Literasi untuk tempat berdiskusi atau membaca ringan," ungkap Rahma.
Perpustakan Sekar Wasistha juga memiliki Area Mini Multimedia. Area ini merupakan sarana pembelajaran literasi berbasis teknologi untuk mendukung literasi digital dan sebagai tempat siswa belajar melalui media digital dan film edukatif.
Guru SDN Kare 01 mendampingi siswa membuat poster stop bullying yang ditempel di perpustakaan sekolah. (Foto: Sekar Wasistha/TIMES Indonesia)
"Dengan adanya fasilitas tersebut, harapannya SDN Kare 01 bisa mewujudkan ruang belajar yang hidup dan bermakna," tegas Suroso, Kepala SDN Kare 01.
Perpustakaan Sekar Wasistha telah mendapat akreditasi B+ pada tahun 2025. Akreditasi ini menjadi bukti-bukti nyata komitmen sekolah dalam mengelola perpustakaan secara profesional dan berkelanjutan.
Keberhasilan perpustakaan SDN Kare 01 tak lepas dari kolaborasi kepala sekolah, guru, pustakawan, dan siswa. Setiap kegiatan literasi selalu dikaitkan dengan pembentukan karakter, menjadikan perpustakaan sebagai ruang tumbuhnya generasi yang cerdas sekaligus berakhlak.
Dengan tata ruang yang nyaman, koleksi buku yang terus bertambah, serta pelayanan yang ramah, perpustakaan SDN Kare 01 kini menjadi pusat kegiatan literasi dan penguatan karakter siswa.
Suroso juga berharap perpustakaan SDN Kare 01 menjadi contoh perpustakaan berkarakter yang mencerdaskan dan menumbuhkan budaya saling menghargai. Serta menghapus perilaku bullying di sekolah. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
| Editor | : Deasy Mayasari |
| Publisher | : Sholihin Nur |