Peristiwa Daerah

Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Banyuwangi Lockdown

Kamis, 24 Juli 2025 - 13:06 | 159.58k
Kemacetan kendaraan di depan pintu masuk pelabuhan Ketapang Banyuwangi. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Kemacetan kendaraan di depan pintu masuk pelabuhan Ketapang Banyuwangi. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Jalur menuju Pelabuhan Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk di Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami kemacetan total alias lockdown sepanjang sekitar 30 kilometer, Kamis (24/7/2025). Antrean kendaraan yang mengular ini terpantau hingga jalan Pantura Alas Baluran. 

Pemandangan kendaraan, mulai dari truk-truk besar hingga kendaraan pribadi, tampak memadati sepanjang jalan raya. Pengendara dan penumpang terlihat kelelahan menunggu, bahkan dari beberapa sopir memilih keluar dari kendaraan mereka untuk sekedar melepas penat di pinggir jalan. 

Advertisement

Kemacetan parah ini, disebabkan oleh pengurangan kapal yang melayani penyeberangan dari Ketapang menuju Gilimanuk. Khususnya kapal Landing Craft Tank (LCT) yang mengangkut kendaraan besar seperti truk dan tronton yang biasanya beroperasi 9 kapal, kini hanya sekitar 60 persen kapal yang beroperasi. 

Wakapolresta Banyuwangi, AKBP Teguh Priyo Wasono, S.I.K, menjelaskan bahwa kapal yang beroperasi saat ini hanya ada 6 kapal LCT, 4 kapal dermaga Movable Bridge (MB) IV, dan 2 kapal di Bulusan Banyuwangi. 

“Kami telah menerjunkan sepertiga kekuatan Polresta Banyuwangi untuk mengurai kemacatan di Ketapang,” ujar AKBP Teguh, usai memimpin apel pasukan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Kamis, (24/7/2025). 

Untuk mengurai kemacatan, polisi melarang kendaraan yang melakukan ngeblong alias menerabas kemacetan berlawan arah. Selain itu, mengarahkan kendaraan dari arah utara untuk melewati jalan lingkar. 

“Jumlah kapal yang beroperasi terbatas, kami mengimbau para sopir untuk tetap bersabar dan tetap menunggu antrian yang sudah diatur pihak kepolisian,” ungkap AKBP Teguh. 

Sementara itu, seorang sopir truk mengangkut semen, Yudi (56) mengaku telah menunggu selama 2 hari untuk bisa menyebrang kapal. 

“Parah macetnya, selama saya jadi sopir dan ngirim semen ke Bali ini yang paling parah,” ungkap Yudi.

Sekadar diketahui, imbas kemacetan panjang ini juga disebabkan oleh penutupan jalur Gumitir yang menghubungkan Kabupaten Banyuwangi-Jember. Alhasil, masyarakat yang menuju Banyuwangi atau sebaliknya ke Jember harus melalui jalur Pantura Via Situbondo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES