Peristiwa Daerah

Bernostalgia Lewat Layar Tancap Klasik, Penonton Terhanyut di Tong Tong Night Market

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:50 | 10.74k
Sejumlah penonton menikmati pemutaran film Warkop DKI dalam format layar tancap klasik pada malam kedua Tong Tong Night Market di Taman Tjerme, The Shalimar Boutique Hotel Malang, Jumat (25/7/2025). (Foto: Qarina Vitri Aulia/TIMES Indonesia)
Sejumlah penonton menikmati pemutaran film Warkop DKI dalam format layar tancap klasik pada malam kedua Tong Tong Night Market di Taman Tjerme, The Shalimar Boutique Hotel Malang, Jumat (25/7/2025). (Foto: Qarina Vitri Aulia/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Malam kedua Tong Tong Night Market tak hanya memanjakan lidah lewat ragam kuliner Nusantara, tetapi juga membangkitkan kenangan kolektif lewat pemutaran film Warkop DKI menggunakan proyektor klasik milik Museum Old Cinema Indonesia. Derik mesin tua dan tawa lepas penonton menyatu dalam suasana pasar malam yang hangat dan penuh nostalgia pada Jumat (25/7/2025).

Layar tancap malam itu menjadi magnet yang menarik pengunjung dari berbagai usia. Film Warkop DKI yang diputar dalam format reel menghidupkan kembali humor legendaris yang berhasil menjadi jembatan lintas generasi. Di depan layar, tikar digelar, kursi-kursi panjang terisi, dan penonton berkumpul dalam suasana yang hangat dan santai.

Advertisement

Menariknya, banyak pasangan yang sudah tak muda duduk berdampingan, sesekali tertawa sambil saling melempar komentar tentang adegan yang begitu akrab di memori mereka. Sementara di sisi lain, sekelompok bapak-bapak duduk santai bersama, menikmati film dengan secangkir kopi dan sebatang rokok di tangan. Suasana seperti itu membuat siapa pun yang hadir serasa berada di masa kecil, di tengah lapangan desa yang menjadi bioskop bersama.

film-Warkop-DKI-dalam-format-layar-tancap-klasik-b.jpgMesin proyektor klasik memutar film Warkop DKI di tengah keramaian Tong Tong Night Market, Jumat (25/7/2025). Suara berderik dari roda film menambah nuansa nostalgia, menghidupkan kembali suasana layar tancap masa lalu. (Foto: Qarina Vitri Aulia/TIMES Indonesia)

Di antara banyaknya kerumunan penonton, dua generasi memberikan kesan yang berbeda terhadap film yang diputar.

“Saya belum pernah menonton film dengan cara seperti ini sebelumnya. Dulu, Bapak sering bercerita kalau zaman dulu orang-orang biasa nonton layar tancap di lapangan desa, pakai mesin besar yang berputar. Ternyata sekarang saya bisa merasakan langsung suasananya di sini,” ujar Achmad Zain sambil menyaksikan pemutaran film.

Ia mengaku kagum dengan pengalaman tersebut, terutama saat menyadari perbedaan besar antara cara menonton film dulu dan sekarang.

“Senang rasanya bisa melihat langsung seperti apa hiburan zaman dulu, sekaligus menyadari sejauh apa teknologi sudah berkembang,” tambahnya.

Sementara itu, Suwarno (47) menyambut pengalaman ini dengan penuh kenangan. "Inilah yang saya rindukan dari masa kecil. Seru sekali kalau diingat. Apalagi kalau tiba-tiba gerimis—semua orang bubar! Suasananya sangat membekas di ingatan saya. Dulu di kampung, beginilah hiburan kami,” ucapnya sambil menunjuk ke arah layar.

Tak hanya layar tancap, Tong Tong Night Market juga menghadirkan beragam stan UMKM, pertunjukan budaya, dan kuliner khas berbagai daerah. Namun malam ini, layar sederhana itu justru menjadi pusat kehangatan—menghidupkan kenangan masa lalu sekaligus menciptakan momen baru yang tak kalah berkesan.

Dari candaan khas Warkop hingga siluet penonton yang duduk berdempetan di bawah cahaya proyektor tua, layar tancap klasik di Tong Tong Night Market menjadi ruang temu bagi kenangan dan kebersamaan. Dalam tawa yang tak lekang waktu, dua generasi larut dalam satu film. Merawat persahabatan dan cinta yang tetap hangat meski waktu terus berjalan.

Dari candaan khas Warkop hingga kerumunan penonton yang duduk berdempetan di bawah cahaya proyektor tua, layar tancap klasik di Tong Tong Night Market menghadirkan suasana yang akrab dan penuh nostalgia. Dua generasi larut dalam tawa yang sama, menikmati cara lama untuk bersenang-senang. Tontotan sederhana, namun berkesan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES