Peristiwa Daerah

Seni dan Budaya Antarkan Mochamad Fathur Rahman ke Panggung Mojang Jajaka Jawa Barat

Sabtu, 26 Juli 2025 - 15:32 | 8.97k
Foto: Jajaka Mimitran Jawa Barat 2025, Mochamad Fathur Rahman. (FOTO: Fathur for TIMES Indonesia)
Foto: Jajaka Mimitran Jawa Barat 2025, Mochamad Fathur Rahman. (FOTO: Fathur for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CIMAHI – Mochamad Fathur Rahman, pemuda asal Kota Cimahi, menjadikan seni dan budaya sebagai bagian penting dalam hidupnya. Lahir sebagai anak ketiga dari enam bersaudara, ia tidak hanya menamatkan pendidikan di jurusan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia, tetapi juga menorehkan prestasi di panggung budaya. 

"Budaya adalah jati diri kita sebagai bangsa. Tanpa itu, Indonesia kehilangan daya tariknya," ujar Fathur dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, Sabtu (26/7/2025). Keyakinannya terhadap pentingnya budaya menjadikannya aktif di berbagai kegiatan seni.

Advertisement

Menjadi Duta Budaya

Kecintaan Fathur pada budaya bukan sekadar teori. Ia membuktikannya lewat kiprahnya di berbagai ajang, mulai dari Duta Persahabatan Bumi Siliwangi 2022, Jajaka Wakil II Kota Cimahi 2024 hingga terpilih sebagai Jajaka Mimitran Jawa Barat 2025. 

Bahkan, pemilik akun media sosial Instagram @mfr27_ pernah mewakili Indonesia dalam program silang budaya di Malaysia. "Saya ingin budaya Indonesia dikenal dan dicintai, tidak hanya oleh kita, tapi juga dunia," kata pemuda berusia 24 tahun dengan nada penuh semangat.

Angklung dan Suara Anak Bangsa

Selama menjadi mahasiswa, Fathur aktif dalam KABUMI UPI, sebuah organisasi pelestari seni. Keahliannya memainkan angklung membawanya tampil sebagai vokalis Angklung Orchestra di hadapan 10.000 mahasiswa baru pada tahun 2024. 

"Lewat musik, saya ingin menyampaikan bahwa budaya bisa menyatukan banyak orang dari berbagai latar belakang," ucapnya. Ia juga memperkenalkan angklung di Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia, sebagai bagian dari diplomasi budaya.

Teknologi: Peluang dan Tantangan

Bagi Fathur kemajuan teknologi adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, budaya lokal bisa lebih mudah disebarluaskan. Di sisi lain, budaya asing juga cepat masuk dan bisa menggantikan budaya asli jika tak dijaga. 

"Untuk itu kita semua harus cerdas memanfaatkan teknologi tanpa kehilangan jati diri," ungkap Fathur yang hobi menyanyi dan bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agrikultur.

Harapan dan Seruan untuk Generasi Muda

Fathur mengajak generasi muda agar lebih aktif mencintai dan melestarikan budaya.

"Kita bisa mulai dari hal kecil, seperti mengenalkan makanan tradisional seperti rasi dari Cireundeu atau menjadikan angklung tampil di berbagai acara," tuturnya. 

Lebih jauh dirinya menekankan bahwa pelestarian budaya harus didasarkan pada cinta tanah air dan dilakukan sepenuh hati.

"Jangan sampai budaya kita justru diakui bangsa lain karena kita lalai menjaganya," pungkasnya.(*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES