Peristiwa Daerah

Sekolah Rusak, Siswa MI di Lebak Terpaksa Belajar di Gubuk

Minggu, 27 Juli 2025 - 09:32 | 7.91k
Siswa Madrasah Ibtidaiyah atau setingkat SD di pelosok Kabupaten Lebak, Banten terpaksa kegiatan belajar mengajar (KBM) digubuk dan tidak layak, karena gedung sarana prasarana sekolah tersebut kondisinya rusak berat. (ANTARA/Mansur)
Siswa Madrasah Ibtidaiyah atau setingkat SD di pelosok Kabupaten Lebak, Banten terpaksa kegiatan belajar mengajar (KBM) digubuk dan tidak layak, karena gedung sarana prasarana sekolah tersebut kondisinya rusak berat. (ANTARA/Mansur)

TIMESINDONESIA, LEBAK – Puluhan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathla’ul Anwar Hayatul Jadidah di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, terpaksa menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM) di sebuah gubuk darurat karena bangunan sekolah mengalami kerusakan parah.

Kepala MI Mathla’ul Anwar Hayatul Jadidah, Otong Safei, mengatakan gubuk sederhana tersebut dibangun dari bahan seadanya sebagai ruang kelas tambahan untuk siswa kelas 6.

Advertisement

“Kalau musim hujan, anak-anak sering kecipratan air. Saat panas, mereka kepanasan. Tapi mau bagaimana lagi, proses belajar harus tetap berjalan,” ujarnya, Sabtu (26/7/2025).

Sekolah ini memiliki enam rombongan belajar (rombel), namun hanya tersedia lima ruang kelas yang kondisinya juga memprihatinkan. Beberapa atap bocor, dinding lapuk, dan berpotensi roboh saat cuaca buruk.

“Kami selalu khawatir dengan keselamatan siswa, terutama jika hujan deras disertai angin kencang,” tambah Otong.

Otong mengungkapkan pihaknya telah berulang kali mengajukan proposal perbaikan ke pemerintah daerah, tetapi hingga kini belum ada tindak lanjut. “Setiap tahun kami ajukan, tapi selalu dibilang belum bisa direalisasikan,” katanya.

Kesulitan untuk memperbaiki sekolah diperparah dengan kondisi ekonomi masyarakat sekitar. Mayoritas orang tua siswa bekerja sebagai petani dengan penghasilan tak menentu.

“Kami tidak tega menarik iuran bangunan, karena rata-rata orang tua siswa hidup pas-pasan,” jelasnya.

Madrasah ini menjadi satu-satunya fasilitas pendidikan dasar bagi 149 siswa dari sejumlah kampung di sekitar Cileles. Jika harus bersekolah ke SD negeri terdekat, anak-anak harus menempuh perjalanan lebih dari tiga kilometer melewati jalan kampung yang rusak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES