Peristiwa Daerah

Bupati Ipuk Sebut Nyai Masadah Sosok Perempuan yang Patut Dijadikan Teladan

Senin, 28 Juli 2025 - 21:36 | 18.83k
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, bersama sang suami, Abdullah Azwar Anas, saat mendoakan Nyai Hj Masadah Basyiruddin, istri mendiang KH. Zarkasyi Djunaidi. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, bersama sang suami, Abdullah Azwar Anas, saat mendoakan Nyai Hj Masadah Basyiruddin, istri mendiang KH. Zarkasyi Djunaidi. (FOTO: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Senin pagi (28/7/2025), keluarga besar Pondok Pesantren Bustanul Makmur, Kebonrejo, Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, berduka. Nyai Hj Masadah Basyiruddin, istri mendiang KH. Zarkasyi Djunaidi, pengasuh generasi kedua, telah mangkat.

Kesedihan turut dirasakan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani beserta keluarga. Di tengah persiapan etape awal balap sepeda internasional Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI), Ipuk melayat terlebih dahulu. Didampingi oleh sang suami, Abdullah Azwar Anas, dia diterima langsung oleh KH. Muwafiq Amir sebagai perwakilan keluarga.

Advertisement

“Secara pribadi, saya merasa kehilangan atas wafatnya Bu Nyai Masadah. Beliau merupakan sosok perempuan yang patut dijadikan teladan. Bagaimana beliau begitu ikhlasnya mendampingi perjuangan suaminya, KH. Zarkasyi Djunaidi,” ungkap Ipuk.

Bagi Ipuk dan keluarga besar dari pihak suami, Pesantren Bustanul Makmur memiliki makna tersendiri. Di pesantren tersebut, sang suami hingga mertuanya pernah menuntut ilmu.

“Semoga Allah SWT menerima segala amal baik beliau dan mengampuni segala khilafnya,” harapnya seusai melantunkan tahlil.

Perlu diketahui, Pesantren Bustanul Makmur merupakan salah satu pusat pendidikan di Banyuwangi yang telah menorehkan banyak santri. Berdiri sejak 1947 oleh KH. Djunaidi Asymuni, pesantren tersebut tetap eksis walau telah berganti kepemimpinan. Sepeninggal Kiai Djunaidi, tampuk kepengasuhan dilanjutkan oleh putranya, KH. Zarkasyi Djunaidi.

Di bawah kepemimpinan Kiai Zarkasyi yang tak lain suami Nyai Masadah itu, pesantren di pusat kota Genteng itu semakin berkembang. Sejumlah unit pendidikan formal dirintis. Mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Sepeninggal Kiai Zarkasyi, pesantren ini diteruskan oleh KH. Muwafiq Amir hingga sekarang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES