Pemkab Banyuwangi Kembali Intensifkan Tim Pembina Pesantren Sehat

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi akan kembali mengintensifkan Tim Pembina Pesantren Sehat. Langkah yang diambil untuk menjaga serta mendorong Pondok Pesantren (Ponpes) tetap bersih, sehat, dan higienis.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat menjelaskan,Tim Pembina Pesantren Sehat, terdiri dari lintas instansi diantaranya seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan dinas lainnya.
Advertisement
Adapun dari Tim Pembina Pesantren Sehat sendiri akan terbagi menjadi beberapa satuan tugas yang memiliki peran masing-masing diantaranya yaitu Satgas pelayanan kesehatan promotif, preventif, dan pelayanan kesehatan dasar, Satgas Pangan Sehat dan Perbaikan Gizi hingga Satgas lingkungan Hidup.
“Seluruh pengolah dan penyaji makanan itu kita harapkan nanti seluruhnya bersertifikat pelatihan keamanan pangan,” kata Amir, Jumat (8/8/2025).
Tentu saja upaya ini merupakan respon pemerintah atas peristiwa 72 santri di salah satu ponpes di kawasan Kelurahan Kertosari, Banyuwangi mendadak keracunan hingga dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Blambangan, pada Minggu (3/8/2025).
Dengan kembali diintensifkannya Tim Pembina Pesantren Sehat, Amir berharap adanya peristiwa keracunan serupa dapat diminimalisir.
“Terutama untuk dalam menjaga higien dan sanitasi pengelolaan makanan di Ponpes,” tuturnya.
Selanjutnya, masih kata Amir, juga akan dilakukan inspeksi kepada ponpes, asrama, sekolah yang berbentuk boarding School hingga panti selama 3 bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk memantau pengelolaan makanan demi mencegah keracunan makanan yang bersumber dari makanan yang kurang higienis dan sanitasi yang buruk.
“Kami sudah meminta teman-teman Puskesmas dan peralatan yang lengkap pada sanitarian,” ungkapnya.
“Kami bersama Badan POM juga tengah mempersiapkan pelatihan dan pendampingan untuk pengelola dapur ponpes dan yang sejenis,” imbuh Amir.
Sementara itu, penyebab keracunan bersumber dari kontaminasi silang berasal dari makanan yang tidak higienis, sanitasi buruk dan peralatan makan hingga dapur tidak bersih.
Yang mana hal itu diketahui, dari hasil pemeriksaan Dinkes dan Labkesda Banyuwangi yang menyatakan positif, karena terdapat beberapa bakteri penyebab keracunan atau diare yakni Klebsiella, Entoropagus dan Acinetobacter.
“Tapi dari sisi hasil pemeriksaan menunjukkan bakteri tersebut memiliki tingkat patogenitas yang rendah,” papar Amir. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Imadudin Muhammad |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |