Batik Parabos dan Robot Cimot Tampil di Sidang Tahunan MPR RI 2025

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kolaborasi istimewa antara Batik Parabos, jenama batik terkemuka dari Solo, dan Robot Cimot, Intellectual Property (IP) lokal asal Surabaya, menjadi sorotan utama dalam rangkaian kegiatan Sidang Tahunan MPR RI 2025. Pameran yang berlokasi di Gedung Nusantara V, kompleks parlemen di Jakarta, ini tidak sekadar pameran, melainkan sebuah pertunjukan unik yang memadukan warisan budaya dengan karakter modern yang relevan dengan generasi muda. Pameran yang dibuka sejak Jumat 15 Agustus 2025 ini akan berlangsung hingga 29 Agustus 2025, memberikan kesempatan luas bagi tamu kenegaraan dan publik untuk menikmati karya kreatif ini.
Keunikan pameran ini terletak pada kolaborasi tak terduga antara dua entitas kreatif dari dua kota berbeda. Batik Parabos, yang selama ini dikenal karena komitmennya dalam melestarikan motif tradisional, menggandeng Robot Cimot, karakter yang ceria dan penuh semangat yang akrab di platform digital.
Advertisement
Dalam pameran ini, Robot Cimot tampil dalam balutan ornamen batik khas Solo, yaitu motif Sido Mulyo dan Wahyu Tumurun.
Motif Sido Mulyo sendiri memiliki makna mendalam. Dalam tradisi Jawa, motif ini melambangkan kemuliaan, kesejahteraan, dan harapan untuk hidup yang penuh keberuntungan. Sementara itu, motif Wahyu Tumurun dipercaya sebagai simbol berkah dan petunjuk dari Tuhan. Penggabungan filosofi kuno ini dengan karakter Robot Cimot yang ceria dan futuristik menjadi manifestasi sempurna bahwa tradisi dapat beradaptasi dan tetap relevan.
Hal ini membuktikan bahwa batik tidak hanya untuk acara formal, tetapi juga dapat menjadi bagian dari gaya hidup kontemporer.
Sekretaris Jenderal MPR RI, Siti Nur Faizah, S.E., M.M., membuka pameran ini secara langsung dengan kehadiran beliau bukan sekadar formalitas, melainkan simbol dukungan penuh dari lembaga tinggi negara terhadap sektor ekonomi kreatif.
“Kolaborasi antara Batik Parabos dan Robot Cimot adalah contoh sinergi yang sempurna antara warisan tradisi dengan kreativitas kontemporer. Inovasi seperti ini sejalan dengan visi Sidang Tahunan MPR RI untuk merangkul seluruh potensi bangsa, termasuk sektor ekonomi kreatif. Ini adalah bukti bahwa kekayaan budaya kita dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang kuat.” ujarnya.
Prananda Adi Dermawan, Pemilik Batik Parabos, mengaku sangat bangga dapat berpartisipasi dalam acara setingkat ini. Menurutnya, kolaborasi ini merupakan kesempatan emas untuk membuktikan bahwa batik itu tak lekang oleh waktu. Dengan sentuhan Robot Cimot, mereka ingin mengubah persepsi bahwa batik itu kaku atau hanya untuk kalangan tua.
“Bagi kami, ini adalah pembuktian bahwa batik mampu melintasi batas waktu. Dengan sentuhan Robot Cimot, kami ingin menunjukkan bahwa batik tidak hanya peninggalan bersejarah, tetapi juga elemen masa depan kreatif Indonesia,” ujar Prananda.
Di anjungan pameran, pengunjung tidak hanya dapat melihat koleksi, tetapi juga disuguhkan demo membatik secara langsung. Hal ini sangat menarik, karena pengunjung dapat menyaksikan proses rumit di balik penciptaan sehelai kain batik. Proses ini menjadi edukasi singkat yang membuat masyarakat semakin menghargai seni membatik. Kehadiran Robot Cimot dalam nuansa batik klasik pun menjadi daya tarik tersendiri, memadukan edukasi budaya dengan daya pikat visual yang sangat modern.
Acara ini lebih dari sekadar pameran. Ini adalah pernyataan bahwa industri kreatif Indonesia itu hidup, dinamis, dan penuh inovasi. Kolaborasi semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi IP lokal lainnya untuk berani bereksplorasi dan berkolaborasi lintas sektor. Ini juga bukti nyata bahwa kekayaan budaya tidak akan hilang ditelan zaman, malah dapat menjadi inspirasi untuk hal-hal yang lebih segar dan relevan.
Dengan kehadiran di Sidang Tahunan MPR RI, Batik Parabos dan Robot Cimot berhasil membawa produk lokal naik kelas dan dikenal lebih luas. Ini adalah langkah maju yang menunjukkan bahwa produk kreatif dari Solo dan Surabaya memiliki potensi besar untuk menjadi ikon nasional. Acara ini bukan hanya panggung bagi mereka, tetapi juga panggung bagi masa depan industri kreatif Indonesia.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |