Peristiwa Daerah

TAPA, Tradisi Upacara Kemerdekaan Ala Pecinta Alam di Priangan Timur

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 09:42 | 11.34k
Sejumlah pegiat paralayang dari Majalengka saat berlatih pengibaran Merah Putih di Udara di Kawasan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat benerapa hari yang lalu. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Sejumlah pegiat paralayang dari Majalengka saat berlatih pengibaran Merah Putih di Udara di Kawasan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat benerapa hari yang lalu. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Setiap tahun, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia selalu dirayakan dengan cara yang penuh ide, kreativitas, dan kebersamaan. 

Dari lomba rakyat hingga atraksi budaya, dari Sabang sampai Merauke, semarak 17 Agustus menjadi momen perekat bangsa.

Advertisement

 Namun, di Tasikmalaya, ada sebuah tradisi unik yang selalu dinantikan ribuan pecinta alam: gelaran upacara kemerdekaan di Gunung Galunggung yang kini dibalut dalam acara akbar Temu Akrab Pecinta Alam (TAPA) 2025.

Awalnya, TAPA hanya merupakan agenda sederhana bagi komunitas pecinta alam Tasikmalaya. Namun, seiring berjalannya waktu, acara ini menjelma menjadi agenda besar yang menyedot perhatian para pegiat alam bebas dari berbagai daerah. 

Tahun lalu pun peserta yang hadir bukan hanya dari Tasikmalaya, melainkan juga dari Bandung, Garut, Ciamis, Majalengka, Bogor, DKI Jakarta, hingga Jawa Tengah.

Tak hanya para pendaki, komunitas sepeda motor, campervan, hingga penggiat fotografi alam ikut serta untuk merayakan momen sakral ini di ketinggian.

Ketua Forum Komunikasi Pecinta Alam Tasikmalaya (FKPAT), Miftah Rizky alias Babol, menegaskan bahwa TAPA kini sudah menjadi ikon perayaan kemerdekaan ala pecinta alam di Priangan Timur.

“Untuk peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80 tahun 2025, kita kembali memilih Blok Pasir Datar, Kawasan Gunung Galunggung sebagai lokasi upacara. Kawasan ini punya panorama indah, bahkan sering disebut sebagai Bromo-nya Tasikmalaya,” ujar Babol, didampingi Ketua Pelaksana Asep Maksum CHPT. Sabtu (16/8/2025).

Gunung Galunggung, yang berdiri megah dengan ketinggian 2.168 mdpl, merupakan salah satu gunung berapi aktif di Jawa Barat. Gunung ini mencatat sejarah besar dengan letusannya pada tahun 1982 yang sempat menggemparkan dunia internasional karena abu vulkaniknya mencapai Australia dan Asia Tenggara.

Kini, Galunggung tidak hanya menyimpan catatan sejarah, tetapi juga menjadi destinasi wisata alam populer. Panorama kawahnya, hutan lebat, hingga udara sejuknya membuat ribuan wisatawan datang setiap tahun. Dengan julukan “Bromo-nya Tasikmalaya”, Galunggung menjadi panggung terbuka sempurna bagi perayaan kemerdekaan yang unik ini.

Perayaan TAPA 2025 dijanjikan lebih meriah dengan beragam atraksi, di antaranya Pengibaran Bendera Merah Putih di Udara oleh komunitas paralayang, paramotor, dan gantole. Momen ini menjadi salah satu daya tarik utama, menghadirkan suasana heroik sekaligus indah dengan latar Gunung Galunggung.

Kemudian Pemutaran Film Dokumenter berjudul Ekspedisi 30 Puncak Gunung Galunggung karya komunitas kreatif lokal, yang menampilkan jejak panjang para pecinta alam menjelajahi gunung ikonik ini.

Dan pemutaran Film Edukasi Sosial tentang bahaya pinjaman online (pinjol), sebagai bentuk kontribusi acara ini dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

Dan acara penutup akan menampilkan Panggung Musik Malam Kemerdekaan, dengan penampilan musisi asal Tasikmalaya, termasuk Cleopatra Band, band legendaris yang siap menghibur ribuan penonton di tengah gemerlap malam Galunggung.

Menurut Asep Maksum CHPT, perayaan kemerdekaan kali ini bukan hanya soal alam dan hiburan, tetapi juga ruang edukasi bagi masyarakat.

“Kita ingin perayaan kemerdekaan ini juga menjadi ruang edukasi, agar masyarakat lebih waspada terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekitar mereka,” ujarnya.

Kemeriahan TAPA 2025 akan dimulai pada Sabtu, 16 Agustus 2025 dengan open gate pukul 10.00 WIB. Para peserta dapat menikmati suasana perkemahan, panggung musik, diskusi komunitas, hingga berbagai aktivitas alam bebas. Malam hari, acara akan semakin semarak dengan api unggun, musik, dan interaksi lintas komunitas.

Blok Pasir Datar di Galunggung pun akan menjelma menjadi “panggung akbar alam terbuka” yang menyatukan ritual sakral, edukasi, seni, musik, dan wisata alam dalam satu perayaan.

Upacara kemerdekaan di alam terbuka sebenarnya bukan hal baru. Di berbagai wilayah Indonesia, pengibaran bendera dilakukan di gunung, laut, hingga gua. Namun, TAPA di Galunggung berbeda karena kemasannya yang kreatif dan melibatkan banyak komunitas lintas daerah.

Menurut Hendriani, peserta asal Bandung, momen ini bukan sekadar seremoni, melainkan simbol kebebasan sekaligus penghormatan kepada alam.

“Merayakan kemerdekaan di gunung bukan hanya simbol kebebasan, tapi juga penghormatan kepada alam sebagai bagian dari identitas bangsa,” ungkapnya kepada TIMES Indonesia saat ditemui di pintu masuk kawasan Pasir Datar Galunggung.

Bagi pecinta alam, TAPA adalah momen istimewa. Bagi masyarakat, ini adalah ruang edukasi dan hiburan. Dan bagi Tasikmalaya, ini adalah panggung besar untuk memperkenalkan diri ke tingkat nasional.

Gelaran TAPA ini mendapat apresiasi dari Kabid Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupapaten Tasikmalaya Suci Tarini. Menurutnya dengan adanya TAPA 2025, Tasikmalaya semakin memperkuat branding sebagai destinasi wisata budaya dan alam di Jawa Barat.

"Event ini bukan sekadar kegiatan komunitas, melainkan juga daya tarik wisata yang berpotensi mendongkrak perekonomian lokal," ujar Suci. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES