Peristiwa Daerah

Menggenggam Merdeka: Kisah Veteran Bambang Soedito dan Pesannya bagi Anak Bangsa

Rabu, 20 Agustus 2025 - 20:11 | 5.75k
Bambang Soedito, Veteran Pembela Kemerdekaan saat Berbagi Kisah Perjuangannya, di Kantor LVRI Jawa Timur, Selasa (19/08/2025). (FOTO: Della Nur Khofiah-MG/TIMES Indonesia)
Bambang Soedito, Veteran Pembela Kemerdekaan saat Berbagi Kisah Perjuangannya, di Kantor LVRI Jawa Timur, Selasa (19/08/2025). (FOTO: Della Nur Khofiah-MG/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Di Kantor Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Jawa Timur, sosok Kolonel Laut (E) Purn. Bambang Soedito hadir dengan seragam cokelat lengkap dan atribut veteran yang masih tersemat di dadanya. Duduk dengan tegap, ia memperlihatkan wibawa seorang pejuang yang hingga kini tak luntur dimakan usia.

Dirinya aktif terlibat dalam kegiatan sosialisasi di Surabaya, termasuk ke sekolah-sekolah untuk mengenalkan Jiwa, Semangat, dan Nilai Juang 1945 (JSN ’45). Perannya bukan hanya sebagai saksi sejarah, tetapi juga sebagai pendidik moral bangsa di masa kini.

Advertisement

Mata memandang jauh saat diminta untuk mengingat perjuangannya, seakan-akan beliau kembali ke tahun 1975, ketika Timor-Timur mengalami masa sulit. Mengatakan dengan nada tegas betapa beratnya tanggung jawab saat itu. 

“Yang saya paling ingat, tugas saya itu kan, kapal itu adalah untuk melaksanakan patroli. Jangan sampai ada kapal-kapal dari luar negeri, terutama itu ya, masuk, nyusup, memberikan senjata kepada Fretilin," ujarnya.

Kapal yang ia tumpangi tak hanya berpatroli di lautan, tetapi juga mengawal pendaratan pasukan marinir di pantai. Sebelum marinir menginjakkan kaki di daratan, kapal lebih dulu melepaskan tembakan meriam ke arah pantai. Dentumannya menjadi pembuka jalan, membuat musuh mundur dan memberi ruang bagi pasukan darat untuk bergerak masuk.

Kapal yang ditumpangi tetap memberikan perlindungan dengan dentuman meriam setelah pasukan marinir berhasil masuk ke daratan. Pasukan darat lebih mudah bergerak ke pedalaman karena serangan laut itu. Kenangan di Timor-Timur tetap kuat terpatri dalam benaknya. Karena menjaga kedaulatan bangsa bukan perkara mudah.

Makna 17 Agustus

Di usianya yang sudah lebih dari delapan puluh tahun, Bambang masih memberi arti khusus pada setiap 17 Agustus. Baginya, hari kemerdekaan bukan hanya tentang seremonial, lomba tujuh belasan, atau keriuhan bendera merah putih yang menghiasi jalanan. 

Lebih dari itu, adalah momen untuk mengenang perjalanan panjang bangsa dan luka yang pernah dirasakan. Menurutnya, kemerdekaan adalah karunia yang tidak boleh disia-siakan.

“Suatu kebesaran dari Allah SWT bahwa Indonesia yang sudah dijajah sekian lama, akhirnya juga bisa merdeka, lepas dari penjajahan, karena penjajahan itu sangat menderita sekali, sangat menderita sekali," ucapnya pelan. 

Pesan untuk Generasi Muda

Dengan sorot mata yang tetap tegas meski usia tak lagi muda. Bambang mengingatkan agar anak-anak muda tidak hanya menikmati kemerdekaan, tetapi juga mengisinya dengan kerja nyata.

“Generasi muda saat ini ya, harus bisa mengisi kemerdekaan dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang. Dengan benang merah, ini adalah perjuangan para pejuang zaman dulu, yaitu perjuangan tanpa pamrih. Untuk mengisi kemerdekaan, dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang. Itu harapan saya," ujarnya dengan tegas. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES