Peristiwa Daerah

IRIS 2025 Dorong Asia-Pasifik Bersatu Hadapi Risiko dan Peluang GenAI

Kamis, 21 Agustus 2025 - 18:45 | 7.31k
Suasana simposium IRIS 2025 di Auditorium Fisipol UGM (FOTO: CfDS UGM for TIMES Indonesia)
Suasana simposium IRIS 2025 di Auditorium Fisipol UGM (FOTO: CfDS UGM for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Information Resilience and Integrity Symposium atau IRIS 2025 resmi digelar di Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (21/8/2025). Forum internasional ini mempertemukan pemerintah, akademisi, sektor industri, hingga masyarakat sipil untuk membahas peluang sekaligus risiko besar dari hadirnya Generative Artificial Intelligence (GenAI).

GenAI kini menjadi teknologi strategis di kawasan Asia-Pasifik. Di balik potensinya untuk mendorong efisiensi industri, inovasi digital, dan kemajuan pembangunan, teknologi ini juga menghadirkan ancaman serius: maraknya penipuan daring, meningkatnya risiko pengawasan, manipulasi informasi asing, hingga potensi melemahkan integritas demokrasi.

Advertisement

Riset Safer Internet Lab (SAIL) mencatat, delapan dari sepuluh pakar di Indonesia menilai GenAI mempercepat penyebaran disinformasi. Sementara itu, Center for Digital Society (CfDS) menyoroti dampak nyata teknologi ini terhadap dinamika politik, termasuk Pemilu 2024.

Ajang Diskusi Lintas Sektor

IRIS 2025 merupakan inisiatif bersama antara SAIL–CSIS dan CfDS UGM. Acara ini dirancang untuk menjembatani kebijakan, penelitian, dan literasi publik terkait perkembangan GenAI.

Simposium dibuka oleh Prof. Wening Udasmoro, Wakil Rektor UGM, yang menekankan peran universitas dalam menjaga keseimbangan antara riset akademis, regulasi, dan kepentingan masyarakat.

Sesi pleno menghadirkan Dr. Yose Rizal Damuri, Direktur Eksekutif CSIS, yang memaparkan risiko besar dari GenAI, mulai dari penipuan finansial, intervensi informasi asing, hingga ancaman privasi. “Kita perlu mencari cara untuk menyeimbangkan risiko, sembari memaksimalkan manfaatnya,” ujarnya.

Menteri Komunikasi dan Urusan Digital (Komdigi) Meutya Viada Hafid dalam pidato kuncinya menegaskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia. “Teknologi saja tidak bisa membangun masa depan. Manusialah yang membangunnya,” kata Meutya.

Perspektif Regional dan Global

Sorotan lain datang dari Prof. Ang Peng Hwa (Nanyang Technological University, Singapura) yang mengingatkan bahwa sifat prediktif AI berpotensi mengikis keunikan pengalaman manusia. “AI mengonvergensi ke satu titik—satu kata, satu angka, satu gambar. Inilah masalah besar dari GenAI,” jelasnya.

Dalam dialog strategis, Wijaya Kusumawardhana (Komdigi) bersama Dr. Maria Monica Wihardja (ISEAS–Yusof Ishak Institute) menekankan pentingnya regulasi berbasis human-centric. “Teknologi itu netral. Nilai datang dari kita yang menciptakan dan menggunakannya,” ujar Dr. Maria.

IRIS 2025 juga menghadirkan empat panel tematik yang menyoroti isu mendesak di kawasan meliputi, Penipuan finansial berbasis GenAI, Pengawasan, privasi, dan pembangunan digital, Respons regional terhadap manipulasi informasi asing, dan Peran informasi dalam menjaga ketahanan demokrasi.

Melalui sesi ini, forum internasional tersebut diharapkan menjadi rujukan kebijakan di Asia-Pasifik, sekaligus memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi percepatan teknologi AI.

Kolaborasi untuk Ketahanan Informasi

Sebelumnya, Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, menekankan bahwa respons terhadap perkembangan GenAI tidak bisa datang dari pemerintah saja. “Kita butuh peran aktif masyarakat sipil, akademisi, dan universitas dalam memberikan masukan berbasis riset, terutama untuk mitigasi disinformasi di masa depan,” ujarnya.

Forum IRIS 2025 juga menghadirkan perwakilan dari Thailand, Filipina, dan Singapura yang berbagi pengalaman kebijakan domestik mereka. Tujuannya, merumuskan tata kelola AI yang inklusif dan relevan dengan tantangan Asia-Pasifik.

Dengan sudut pandang lintas sektor, IRIS 2025 tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga landasan penting bagi terbentuknya strategi bersama untuk memastikan GenAI digunakan secara bertanggung jawab demi kepentingan masyarakat luas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES