Peristiwa Daerah

Perkuat Keselamatan dan Ketahanan Pangan,  BMKG Gelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di Cilacap

Jumat, 22 Agustus 2025 - 20:20 | 5.93k
Pembukaan SLCN ditandai dengan pemukulan kentongan. (FOTO: Estanto Prima Yuniarto/TIMES Indonesia)
Pembukaan SLCN ditandai dengan pemukulan kentongan. (FOTO: Estanto Prima Yuniarto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CILACAP – BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap kembali menggelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN), bagi para nelayan. 

Kegiatan di Gedung PWPP Cilacap, Jumat (22/8/2025) ini menjadi ruang edukasi bagi nelayan agar lebih memahami dinamika cuaca dan iklim sebelum memutuskan berlayar ke laut.

Advertisement

Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Bagus Pramujo menjelaskan, kegiatan ini melibatkan 70 peserta, terdiri dari 60 nelayan berbagai wilayah di Kabupaten Cilacap, dan 10 personel dari dinas maupun instansi terkait.

“Materi pokok mencakup pengetahuan dasar SLCN, pengantar meteorologi maritim, diseminasi informasi cuaca maritim, hingga tambahan dari Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap,” ungkap Bagus.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan, bahwa SLCN bertujuan agar nelayan dapat mengenali ancaman perubahan iklim yang dipicu oleh kenaikan suhu. “Nelayan harus paham kapan potensi cuaca ekstrem akan terjadi. Dengan aplikasi Ina-WIS, mereka bisa mengetahui prakiraan cuaca laut hingga sepuluh hari ke depan, termasuk gelombang tinggi,” ujarnya.

Menurut Dwikorita, pemahaman ini akan membantu nelayan mengambil keputusan lebih tepat, sehingga keselamatan dan efisiensi melaut bisa tercapai.

Selanjutnya, Dwikorita juga mengungkapkan rencana pemasangan radar cuaca baru di Cilacap. "Selama ini, Jawa Tengah hanya dimonitor melalui radar di Semarang dan Yogyakarta. Karena radar ini mampu menjangkau radius hingga 400 kilometer," imbuhnya.

Dikatakannya, banyak potensi bencana hidrometeorologi wilayah Jawa Tengah. "Sehingga untuk merapatkan jaringan paling tepat titiknya ada di Cilacap. Apalagi ada industri penting, seperti Pertamina dan semen,” tandasnya.

Komisi V DPR RI mendukung  langkah BMKG ini melalui Anggota Komisi, Novita Wijayanti. Ia menilai, radar cuaca akan meningkatkan akurasi informasi cuaca maritim.

Komitmen ini sejalan dengan program Presiden Prabowo, asta cita ketahanan pangan. 

"Pelatihan ini efektif, efisien, dan bermanfaat bagi nelayan. Mereka bisa selamat, hemat BBM, dan tepat sasaran dalam menangkap ikan,” kata Dwikorita.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Cilacap, Jarot Prasojo hadir mewakili Bupati Cilacap. 

Jarot mengapresiasi kegiatan SLCN ini. Ia berharap program serupa juga bisa menyasar sektor pertanian.

“Ke depan, sekolah lapang cuaca sebaiknya tidak hanya untuk nelayan, tapi juga petani, guna mendukung ketahanan pangan di Cilacap,” katanya.

Bagi nelayan, kegiatan ini sangat membantu. 

Salah satu peserta dari Kelompok Nelayan PPC mengaku kini lebih percaya diri membaca kondisi laut sebelum melaut.

Pembukaan SLCN ditandai dengan pemukulan kentongan dan penyematan tanda peserta, disaksikan pejabat BMKG wilayah Jawa Tengah, instansi terkait, hingga stakeholder yang hadir.

SLCN ini, tidak hanya diharapkan bagi nelayan lebih selamat dalam berlayar, tetapi juga lebih berdaya dalam menjaga keberlanjutan mata pencarian mereka. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES