Peristiwa Daerah

Adhi Karyono: Jatim Ladang Pengabdian Khofifah di Tengah Gelombang Bencana

Minggu, 24 Agustus 2025 - 23:26 | 7.58k
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Jawa Timur kerap dijuluki sebagai “etalase bencana” di Indonesia. Dari banjir bandang, gempa bumi, hingga letusan gunung berapi, hampir setiap tahun provinsi ini menghadapi ujian alam yang silih berganti. Namun di balik catatan panjang bencana itu, ada cerita tentang kepemimpinan yang teguh dan penuh empati dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Kesaksian itu datang dari orang terdekatnya dalam roda pemerintahan, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono. Ia menyebut, apa yang bagi sebagian orang dianggap sebagai derita, justru dilihat Khofifah sebagai “ladang pengabdian”.

Advertisement

“Dalam setiap rapat darurat, kunjungan lapangan, hingga koordinasi lintas sektor, saya menyaksikan bagaimana beliau memadukan ketegasan seorang pemimpin dengan kelembutan seorang ibu,” tutur Adhy.

KIP-dan-Adhy-Karyono.jpg

Ia masih mengingat jelas bagaimana Khofifah berdiri di tengah hujan deras di lokasi banjir, sepatu boots terendam air, sambil menenangkan warga yang kehilangan rumah. Bahkan, tak jarang di tengah malam sekalipun, Khofifah memutuskan berangkat ke lokasi bencana. Bukan sekadar untuk memimpin koordinasi, tetapi memastikan para penyintas merasa tidak sendirian.

“Beliau hadir dengan hati. Itu yang membedakan kepemimpinannya,” tambah Adhy.

Buku yang merekam kiprah Khofifah dalam penanganan bencana pun tengah diluncurkan. Isinya bukan hanya dokumentasi perjalanan seorang pemimpin, melainkan juga potret gerak cepat dalam krisis, koordinasi lintas sektor, inovasi kebijakan darurat, serta nilai kemanusiaan yang selalu menjadi napas setiap langkahnya.

Adhy berharap buku ini dapat menjadi inspirasi, bukan hanya bagi pejabat daerah, tetapi juga relawan, akademisi, dan generasi muda yang terpanggil untuk melayani masyarakat.

“Dari Ibu Khofifah, saya belajar bahwa memimpin bukan sekadar mengarahkan, tetapi juga menyentuh, menguatkan, dan menyalakan harapan, bahkan di tengah badai terbesar sekalipun,” ucapnya.

Kisah kepemimpinan Khofifah ini menunjukkan bahwa penanganan bencana bukan semata soal logistik dan strategi, melainkan juga tentang menghadirkan rasa aman, kasih sayang, dan kepedulian.

Dengan gaya kepemimpinan seperti itu, Jawa Timur bukan hanya belajar bertahan di tengah bencana, tetapi juga tumbuh lebih tangguh dengan semangat kebersamaan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES