QR Art Tampil di Wisma Jerman, Mr D Usung Konsep Pameran Hybrid Futuristik

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Deutsch - Sprache Der Innovation berlangsung penuh kegembiraan. Wisma Jerman Surabaya menggelar Open House 2025 melalui pameran tersebut pada Sabtu (23/8/2025).
QR Art Exhibition oleh Doddy 'Mr D' Hernanto menjadi menjadi salah satu penampil yang memukau. Dia merupakan seniman sekaligus ahli coding dan matematika. Mr D mengusung konsep pameran QR Art Hybrid.
Advertisement
"Scannen Sie, ob Sie kultiviert sind" - scan mich - pengunjung dapat memindai gambar di atas tulisan tersebut agar dapat melihat karyanya secara hybrid. Konsep ini sangat menarik, seperti memasuki dunia pameran futuristik. Scan jika Anda berbudaya.
Sejumlah karya lukis Mr D bisa dijelajahi hanya dalam genggaman tangan. Wajah-wajah tokoh inovator dunia dengan segala kisah di baliknya. Menyusuri lorong-lorong digital menembus mata coding dalam setiap karya. Seperti jalan-jalan di ruang arsip melalui coding.
QR Art adalah karya seni yang memadukan kode QR (Quick Response) dengan elemen artistik. QR Art ini didesain secara kreatif sehingga codeisme tersebut menjadi bagian integral dari sebuah gambar, lukisan, atau desain lainnya.
Ketika kode QR ini dipindai dengan kamera ponsel, ia akan mengarahkan pengguna ke konten digital, seperti video di balik layar pembuatan karya. QR Art menawarkan pengalaman yang interaktif bagi pengunjung.
Konten dalam QR Art ini bisa berupa informasi tambahan tentang lukisan tersebut, seperti judul, makna, dan inspirasi di baliknya, video atau animasi yang memperkaya makna lukisan serta cerita digital atau narasi yang berhubungan dengan karya seni.
Salah satu QR Art karya Doddy 'Mr D' Hernanto yang tampil di Wisma Jerman Surabaya, Sabtu (23/8/2025). (FOTO: Dok.Pribadi)
Pengunjung bisa mendapatkan informasi lebih detail tentang seniman atau karyanya, musik atau audio yang melengkapi pengalaman visual hingga situs web atau media sosial seniman. Konsep QR Art ini dipelopori oleh seniman asal Indonesia, Doddy ‘Mr D’ Hernanto.
Sementara pameran QR Art Hybrid adalah sebuah pameran seni yang menggabungkan dua konsep utama, QR Art dan pameran hybrid dan baru pertama ada di Indonesia.
Pameran hybrid juga menggabungkan dua format dalam satu acara. Berupa pameran fisik (offline) dan pameran digital (online).
"Ini memungkinkan pengunjung untuk menikmati pameran dari dua sisi berbeda," katanya.
Secara fisik, pengunjung datang langsung ke galeri atau ruang pameran di Wisma Jerman untuk melihat karya-karya yang dipajang.
Secara digital, pengunjung bisa mengakses pameran melalui platform daring, seperti situs web atau media sosial, scan bookmark dari mana saja dan kapan saja.
"Pameran QR Art Hybrid adalah acara seni di mana karya QR Art dipamerkan secara fisik di Wisma Jerman, namun setiap karya juga dilengkapi dengan codeisme yang dapat dipindai untuk mengakses konten digital tambahan," tuturnya.
Pada saat yang sama, seluruh pameran juga dapat diakses dan dinikmati secara daring, sehingga memberikan pengalaman yang kaya dan interaktif bagi siapa pun, baik yang datang langsung maupun yang menikmatinya dari jarak jauh.
"Konsep ini sangat cocok untuk era digital, karena memungkinkan seniman dan penikmat seni untuk terhubung melintasi batasan fisik dan menciptakan pengalaman yang lebih modern dan mendalam," ungkap Mr D yang juga merupakan gitaris one finger ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |