Ekskavasi Lanjutan Situs Tondowongso Kediri, Candi Induk Akan Lebih Tampak

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Tim peneliti dari PADMA dan Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah XI Jawa Timur (BPKW XI Jatim) selama sepekan terakhir berjibaku dengan debu dan tanah, melakukan penggalian lanjutan di Situs Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah,Kabupaten Kediri.
Penggalian atau ekskavasi lanjutan ini dilakukan untuk menampakkan bentuk candi induk Tondowongso, sekaligus mempersiapkan tempat untuk pondasi cungkup atau atap pelindung. Untuk proses penggalian sendiri terbagi dalam 15 kotak, dengan masing-masing berukuran 2x2 meter dan 2x1 meter serta dengan kedalaman kurang lebih 1-2 meter.
Advertisement
Penggalian ini menurut rencana akan berakhir sampai akhir bulan nanti. "Untuk pondasi pencungkupan dan lebih menampakkan candi induknya. Rencana dari tanggal 21 sampai tanggal 27 Agustus, tapi karena mau menampakkan candi induk, terakhir penggaliannya tanggal 28 Agustus. Sementara tanggal 29 untuk penggambaran, " jelas salah satu arkeolog Padma Lintang Andamarati, Selasa, (26/08/2025).
Salah satu batu bata kuno (foto: Yobby/TIMES Indonesia)
Selama proses ekskavasi lanjutan ini, tim peneliti menemukan sejumlah reruntuhan batu bata kuno, yang terdiri dari berbagai macam model. Mulai satu lapisan sampai tiga lapisan. Fokus ekskavasi sendiri akan berfokus pada wilayah yang strukturnya telah terlihat sebelumnya. "Di sekitar lokasi yang sudah terlihat. (Yang sudah ada) Gerbang Gapura dan Perwara, terus dibelakangnya Induk, fokusnya disitu," tambahnya.
Sementara itu Kabid Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri Eko Priatno, langkah pembangunan atap atau cungkup dilakukan sebagai bentuk pemberdayaan Situs Tondowongso sebagai salah satu objek destinasi wisata budaya yang bermanfaat bagi masyarakat Kediri.
"Pemerintah Kabupaten Kediri melakukan pengembangan potensi. Untuk membangun cungkup sendiri, kita pastikan tanah itu bebas dari struktur baru kita bisa membuat fondasi untuk cungkup," tukasnya.
Eko menceritakan Situs Tondo Wongso ditemukan pertama kali tahun 2006, sekitar bulan Desember. Kemudian di follow up dengan kegiatan eskavasi atau penggalian arkeologi di tahun 2007 oleh BP3 (nama lama BPKW). Pada tahun 2008 penelitian diambil alih oleh Balai Arkeologi Yogyakarta hingga tahun 2018. Dan berikutnya tahun 2020 , Pemerintah Kabupaten Kediri kembali berkonsultasi BPKW, untuk melakukan kegiatan kajian potensi.
"Dan sebetulnya setelah kajian potensi itu harus dieksekusi dengan kegiatan pengumpasan semacam ini. Tapi karena waktu itu kita terkendala COVID-19 dan kegiatan yang lebih penting dalam efisiensi anggaran pada waktu itu. Maka kegiatan ini akhirnya baru bisa kita laksanakan tahun ini, " jelasnya.
Proses penggalian (foto: Yobby/TIMES Indonesia)
Berdasarkan karbon dating, situs Tondowongso memperlihatkan sekitar tahun 1006 atau sebelum abad 11. Eko menambahkan, cungkup nantinya akan berfungsi untuk melindungi. Setelah dilindungi, candi induk akan dikupas agar bisa lebih tampak dan bisa dipelajari oleh masyarakat luas.
Sehingga orang yang datang ke sini baik itu mau belajar atau mau berwisata bisa melihat dengan jelas bahwa Tondo Gongso itu candinya seperti apa. Dan kita bisa nanti perkuat dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |