Peristiwa Daerah

Driver Ojol di Malang Dorong Pemerintah Bentuk Aplikasi Ojek Online Nasional

Senin, 15 September 2025 - 14:16 | 9.50k
Driver Ojol di Malang, Sugianto dan rekan saat ditemui di Mifeng Kopitiam, Minggu (4/9/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Driver Ojol di Malang, Sugianto dan rekan saat ditemui di Mifeng Kopitiam, Minggu (4/9/2025). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Komunitas driver ojek online (ojol) di Malang menyuarakan aspirasi agar pemerintah Indonesia segera menghadirkan aplikasi ojek online nasional yang dikelola negara. Aspirasi ini disampaikan oleh Sugianto, penasihat komunitas Malang Online Monster Squad (MoM Squad) sekaligus sekretaris Komunitas Malang Online Bersatu (MOB).

Menurutnya, kebutuhan akan aplikasi berbasis negara sudah mendesak karena selama ini semua aplikator besar yang beroperasi di Indonesia berasal dari luar negeri. Kondisi tersebut membuat keuntungan justru lebih banyak mengalir ke pihak asing, sementara driver dan penumpang di dalam negeri terbebani tarif yang tinggi.

Advertisement

“Sederhana saja mas. Kita ini driver masyarakat Indonesia, penumpang juga masyarakat Indonesia, beroperasi juga di Indonesia. Kenapa pemerintah tidak menyediakan aplikasi untuk rakyatnya? Yang ada sekarang semua dari luar negeri. Jalan dibangun pemerintah Indonesia, tapi yang menikmati hasil justru aplikator luar negeri,” tegas Sugianto, Minggu (14/9/2025).

Dia mencontohkan perbandingan tarif yang berlaku saat ini. Dari ongkos penumpang sekitar Rp47.000, driver hanya menerima Rp29.000 karena potongan aplikasi mencapai Rp18.000. Padahal, jika pemerintah membuat aplikasi sendiri dengan potongan lebih kecil, baik penumpang maupun driver sama-sama diuntungkan.

“Kalau tarif diturunkan jadi Rp40.000, potong 15 persen, penumpang bayar lebih murah Rp40.000, driver tetap menerima sekitar Rp34.000. Jadi masih saling menguntungkan. Bedanya, keuntungan potongan bisa masuk ke negara, bukan ke asing,” jelasnya.

Sugianto menilai, keberadaan aplikator asing ibarat “calo” yang hanya mengambil keuntungan tanpa ikut memikirkan beban operasional driver seperti ganti oli, ban, hingga perawatan kendaraan. Karena itu, pemerintah didorong segera menghadirkan satu aplikasi nasional resmi untuk ojek online.

“Kalau negara punya aplikasi, harganya bisa lebih murah. Driver dapat untung, penumpang juga diuntungkan. Negara pun tetap bisa ambil bagian dari potongan yang wajar. Intinya saling menguntungkan untuk rakyat Indonesia,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan bahwa aspirasi ini sudah disampaikan kepada DPRD untuk ditindaklanjuti ke tingkat lebih tinggi. Harapannya, wacana aplikasi ojek online nasional dapat diwujudkan agar ekosistem transportasi daring di Indonesia lebih adil dan berpihak pada masyarakat. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES