Peristiwa Daerah

Ma’ruf Amin Minta Publik Tidak Terjebak Framing Negatif terhadap Pesantren

Rabu, 17 September 2025 - 18:50 | 4.97k
Wakil Presiden ke-13 RI Ma'ruf Amin usai membuka rapat kerja Gerakan Ayo Mondok di Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, Rabu (17/9/2025). ANTARA
Wakil Presiden ke-13 RI Ma'ruf Amin usai membuka rapat kerja Gerakan Ayo Mondok di Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, Rabu (17/9/2025). ANTARA

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia Ma’ruf Amin menyoroti maraknya pemberitaan bernuansa negatif mengenai pesantren, khususnya terkait kasus kekerasan seksual. Ia khawatir kabar tersebut akan menggerus kepercayaan publik terhadap pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam.

“Sekarang ini ada framing-framing buruk terhadap pesantren, memuat kekerasan dan pelecehan seksual, sehingga ini bisa meragukan masyarakat. Padahal itu hanya satu atau dua pesantren. Dan itu bukan pesantren betul,” ujar Ma’ruf Amin saat menghadiri acara di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah, Jakarta, Rabu (17/9/2025).

Advertisement

Ma’ruf menduga kabar semacam itu sengaja digoreng untuk menciptakan stigma negatif. Ia menekankan bahwa kasus yang mencuat belakangan ini tidak mencerminkan pesantren autentik yang didirikan dan diasuh para kiai.

“Banyak yang kaget, tiba-tiba ada pesantren seperti itu. Bahkan ada yang curiga, jangan-jangan ini sengaja dibuat untuk merusak reputasi pesantren,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan peran historis pesantren yang telah terbukti memberi kontribusi besar bagi bangsa sejak masa perjuangan kemerdekaan. Dari pesantren, kata Ma’ruf, lahir banyak tokoh penting yang berkiprah di pemerintahan maupun masyarakat.

“Pesantren telah melahirkan banyak tokoh, mulai dari menteri, bupati, hingga wakil presiden. Ini adalah lembaga pendidikan yang sudah terbukti kredibilitas dan kontribusinya,” ujarnya menegaskan.

Untuk menjaga marwah pesantren, Ma’ruf mengusulkan adanya lembaga pengawasan khusus yang bertugas memonitor dan memverifikasi pesantren. Tujuannya, agar deteksi dini dapat dilakukan sebelum muncul persoalan yang bisa mencoreng nama pesantren secara umum.

“Kita usulkan ada lembaga pengawasan. Tujuannya untuk memantau dan mendeteksi lebih awal, sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan apresiasi terhadap gerakan “Ayo Mondok” yang diinisiasi para kiai dan gus. Gerakan ini, menurut Ma’ruf, efektif membangkitkan kembali minat generasi muda untuk menuntut ilmu di pesantren yang kredibel.

“Semua pesantren yang tergabung dalam gerakan ini adalah pesantren yang sudah terpercaya dan memiliki kontribusi nyata, seperti Pesantren Langitan yang usianya sudah dua abad,” tuturnya.

Ma’ruf Amin menegaskan, masyarakat tidak perlu terpengaruh isu-isu negatif yang tidak berdasar. Ia berharap pesantren tetap dipercaya publik sebagai lembaga pendidikan Islam yang berperan penting dalam pembangunan bangsa, baik secara spiritual maupun sosial.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES