Bayar PBB dengan Sampah, Desa Talunombo Wonosobo Jadi Sorotan Nasional

TIMESINDONESIA, WONOSOBO – Inovasi Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, berhasil menarik perhatian pemerintah pusat.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengutus Staf Khusus Bidang Politik dan Media, Dr. Kastorius Sinaga, bersama Prof. Dr. Khoiruddin Hasibuan dari bidang Pemerintah Desa dan Pembangunan Perbatasan, untuk meninjau langsung pengelolaan sampah sekaligus skema pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta tiket wisata dengan sampah.
Advertisement
Kunjungan tersebut dilakukan karena program Desa Talunombo dinilai unik dan visioner. Selain mampu meringankan beban ekonomi warga, gagasan ini juga menghadirkan solusi nyata terhadap persoalan sampah melalui pengelolaan yang berorientasi pada keberlanjutan.
Sampah Bernilai, Warga Terbantu
Melalui program ini, sampah memiliki nilai ekonomi yang bisa ditukar. Sampah plastik dihargai Rp1.000 per kilogram, kardus Rp1.500 per kilogram, dan styrofoam Rp1.500 per kilogram.
Warga kemudian dapat menukarkan sampah di pos penampungan desa untuk dikonversi menjadi potongan pembayaran PBB maupun tiket masuk destinasi wisata.
“Dengan adanya program ini, beban pajak terasa lebih ringan. Selain itu, kami juga lebih semangat untuk memilah dan mengumpulkan sampah,” ungkap Parmono, warga Talunombo.
Dari Sampah Jadi Energi
Tak berhenti pada sistem tukar-menukar, sampah yang terkumpul diolah melalui mesin pyrolysis. Teknologi ini mampu mengubah plastik menjadi bahan bakar minyak setara solar, yang bukan hanya ramah lingkungan, tetapi juga berpotensi menambah sumber energi alternatif di tingkat desa.
Menurut Kepala Desa Talunombo, program ini merupakan bagian dari cita-cita Zero Sampah.
“Kami ingin membuktikan bahwa sampah tidak selalu menjadi masalah, tetapi bisa menjadi peluang yang memberi manfaat ekonomi sekaligus energi bagi desa,” ujar Badarudin, Kades Talunombo.
Desa Mandiri, Inspirasi Nasional
Dukungan dari pemerintah pusat semakin memperkuat posisi Desa Talunombo sebagai pionir dalam pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular.
Jika terus dijalankan secara konsisten, Talunombo berpeluang menjadi model desa mandiri yang mampu menghadirkan solusi kreatif terhadap tantangan lingkungan sekaligus pemberdayaan masyarakat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |