Peristiwa Daerah

Dari Masalah Keluarga hingga Perundungan, Pojok Curhat Jadi Ruang Aman Anak Muda

Jumat, 19 September 2025 - 14:19 | 6.09k
Suasana hangat dan ramah di pojok Curhat membuat siapapun merasa nyaman untuk berbagai cerita. (foto: Mohammad Ulil Abshar Maulidi/TIMES Indonesia)
Suasana hangat dan ramah di pojok Curhat membuat siapapun merasa nyaman untuk berbagai cerita. (foto: Mohammad Ulil Abshar Maulidi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGIndonesia Sehat Jiwa menghadirkan program Pojok Curhat sejak 17 April 2025 di Malang Creative Center (MCC) sebagai salah satu langkah nyata dalam pencegahan bunuh diri di kalangan usia produktif. Program ini merupakan tindak lanjut dari Malang Raya Sehat Jiwa yang telah berdiri sejak 18 Desember 2023 dengan fokus utama pada isu pencegahan bunuh diri.

Ketua Indonesia Sehat Jiwa, Sofia Ambarini, S.Kom., MM., menjelaskan bahwa layanan Pojok Curhat tersedia dua kali setiap minggu, tepatnya setiap Senin dan Kamis pukul 10.00 hingga 19.00 WIB.

Advertisement

“Program ini hadir sebagai ruang aman untuk semua kalangan. Baik pelajar SMP, SMA, mahasiswa, maupun pekerja bisa datang ke sini untuk mencari teman bicara atau konseling tanpa perlu takut mahal ataupun distigma,” ujarnya.

Menurut Sofia, sejak diluncurkan, mayoritas pengunjung Pojok Curhat berasal dari kalangan Gen Z dan milenial. Mereka datang membawa beragam persoalan, mulai dari perundungan, masalah pergaulan, pencarian identitas diri, hingga kasus serius seperti pemerasan digital (revenge porn).

Pojok-Curhat-2.jpgIndonesia Sehat Jiwa menghadirkan program Pojok Curhat sejak 17 April 2025 di Malang Creative Center (MCC) sebagai salah satu langkah nyata dalam pencegahan bunuh diri di kalangan usia produktif.

“Sekarang banyak mahasiswa yang menjadi korban blackmail lewat video. Itu salah satu yang sering mereka adukan di sini,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa Pojok Curhat bukanlah layanan pengganti psikolog atau psikiater, melainkan jembatan menuju layanan kesehatan mental yang lebih profesional. Setiap sesi konseling ditangani oleh relawan yang sudah dibekali pelatihan dan diawasi psikolog klinis.

“Kalau memang hanya butuh teman bicara, kita temani. Tapi kalau ada indikasi masalah psikologis atau klinis, kita arahkan ke psikolog atau psikiater. Jadi tetap sesuai dengan ahlinya,” jelas Sofia.

Dari hasil pendampingan yang dilakukan, tercatat ada tiga permasalahan utama yang paling sering dialami pengunjung Pojok Curhat. Pertama, persoalan keluarga yang menjadi akar dari banyak gangguan psikologis. Kedua, masalah pergaulan termasuk perundungan. Ketiga, tekanan akademik yang meskipun sering muncul, jarang menjadi faktor tunggal penyebab krisis mental.

“Anxiety, trauma, hingga keinginan bunuh diri umumnya berasal dari kondisi keluarga yang tidak kokoh,” tegasnya.

Selain Pojok Curhat, Indonesia Sehat Jiwa juga menjalankan berbagai program pendukung kesehatan mental, di antaranya Akademi Indonesia Sehat Jiwa untuk edukasi parenting dan anti-bullying, program relawan kesehatan jiwa, kampanye publik, hingga layanan safe house. Organisasi ini juga berkolaborasi dengan Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB) dan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk memperkuat layanan kesehatan mental di Kota Malang.

Sebagai upaya jangka panjang, Sofia dan timnya juga gencar mengkampanyekan pentingnya menghapus stigma negatif terhadap konseling. Menurutnya, masyarakat perlu menyadari bahwa sehat mental bukan berarti seseorang tidak punya masalah, melainkan mampu mengelola dan mencari jalan keluar atas masalah yang dihadapi.

Pojok-Curhat-3.jpgPojok  Curhat hadir dii setiap senin dan kamis, memberikan ruang aman untuk berbagi cerita dengan konselor muda secara santai. (foto: Mohammad Ulil Abshar Maulidi/TIMES Indonesia)

“Konseling bukan tanda gila. Sama seperti kalau sakit paru-paru kita ke dokter paru, kalau ada masalah pribadi kita ke psikolog. Itu normal sekali. Sayangnya stigma masyarakat masih menganggap kalau ke psikolog berarti gila. Nah, itu yang harus kita ubah,” ungkapnya.

Ke depannya, Pojok Curhat tidak hanya hadir di MCC. Indonesia Sehat Jiwa akan membuka layanan serupa di dua lokasi baru di Kota Malang pada akhir September 2025, sekaligus meluncurkan Satgas Kesehatan Mental di sekolah-sekolah. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan empati sejak dini serta menghadirkan “relawan kecil” kesehatan jiwa layaknya program dokter kecil pada masanya.

“Harapan saya, masyarakat semakin tahu bahwa layanan ini ada dan gratis. Kalau ada teman, saudara, atau bahkan dirinya sendiri butuh tempat curhat, jangan dipendam. Silakan datang, karena kami ada untuk mendampingi,” kata Sofia Ambarini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES