Peristiwa Daerah

Puluhan Sapi Mati Akibat Wabah Virus Jembrana di Mentawai

Selasa, 23 September 2025 - 15:07 | 5.68k
Seekor sapi milik warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai mati yang diduga terjangkit virus jembrana. (FOTO: Antara/HO-HO-Jonathan)
Seekor sapi milik warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai mati yang diduga terjangkit virus jembrana. (FOTO: Antara/HO-HO-Jonathan)

TIMESINDONESIA, MENTAWAI – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, melaporkan puluhan ekor sapi di wilayahnya diduga mati akibat terinfeksi Virus Jembrana. Data terbaru menunjukkan sebanyak 47 ekor sapi telah mati dan tersebar di empat lokasi berbeda.

"Data terakhir sudah ada 47 sapi yang mati dan tersebar di empat lokasi berbeda," jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Hatisama Hura, di Padang, Selasa (23/9/2020).

Advertisement

Lokasi penyebaran kasus meliputi Desa Sipora Jaya 1, Tuapejat, Dusun Pasapuat, dan Kecamatan Sikakap. Hasil pemeriksaan sampel yang dikirim ke Balai Veteriner Bukittinggi telah mengonfirmasi bahwa kematian sapi-sapi tersebut disebabkan oleh Virus Jembrana.

Pemerintah daerah saat ini masih melakukan investigasi untuk melacak asal muasal penyebaran virus, termasuk kemungkinan adanya lalu lintas ternak yang masuk tanpa dilengkapi dokumen kesehatan yang sah.

Beberapa langkah antisipasi telah diambil oleh Pemkab Mentawai, antara lain pemberian vitamin kepada ternak untuk mencegah perluasan wabah. Pemerintah setempat juga berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Sumbar dan Balai Veteriner untuk mempercepat penanganan.

Baru-baru ini, DKPP Mentawai telah menerima 500 dosis vaksin Virus Jembrana yang langsung disuntikkan kepada ternak milik warga. Namun, jumlah tersebut dinilai masih belum mencukupi.

"Kita sudah mengajukan ke provinsi agar ada penambahan dosis karena jumlah yang dikirimkan kemarin masih kurang," ujar Hatisama.

Sekilas Virus Jembrana

Virus Jembrana merupakan penyakit hewan menular yang bersifat akut dan pertama kali ditemukan di Kabupaten Jembrana, Bali, pada tahun 1964. Penyakit ini terutama menyerang sapi bali dan menunjukkan tanda klinis yang jelas seperti demam tinggi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan diare berdarah.

Penularan virus dapat terjadi melalui kontak langsung antara hewan terinfeksi dengan hewan sehat, atau melalui perantara vektor mekanis seperti serangga dan jarum suntik. Upaya pencegahan utama dilakukan melalui vaksinasi rutin yang diulang setiap tahun.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES