Peristiwa Daerah

Musim Hujan di Banyuwangi Datang Lebih Awal, Sektor Pertanian Diminta Segera Sesuaikan Pola Tanam

Senin, 29 September 2025 - 15:22 | 4.37k
Ilustrasi hujan mengguyur wilayah Banyuwangi. (FOTO: AI Image)
Ilustrasi hujan mengguyur wilayah Banyuwangi. (FOTO: AI Image)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan di wilayah Jawa Timur khususnya Banyuwangi, akan datang lebih awal dibandingkan tahun sebelumnya. Jika biasanya hujan baru mulai merata pada akhir November, tahun ini diperkirakan 49 Zona Musim (ZOM) memasuki musim hujan pada Oktober 2025.

“Awal musim hujan diprediksi bervariasi dari September hingga Desember 2025. Sebagian besar diprediksi memasuki musim hujan pada Oktober 2025 (49 ZOM),” tulis akun Instagram @bmkg.iklimjatim, dikutip Senin, (29/9/2025).

Advertisement

BMKG memprediksi sifat hujan pada musim ini cenderung normal. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2026, dengan sekitar 40 ZOM atau 54 persen wilayah Jawa Timur mengalami intensitas hujan tertinggi.

Adapun curah hujan diperkirakan berkisar antara 1.001–1.500 mm (21 ZOM) hingga 1.501–2.000 mm (25 ZOM). Durasi musim hujan sebagian besar diperkirakan berlangsung selama 16–21 dasarian.

Di Banyuwangi, awal musim hujan diprediksi berbeda di tiap wilayah. Pada September dasarian I, hujan mulai turun di Kecamatan Genteng, Glenmore, Kalibaru, dan Sempu.

Disusul Oktober dasarian I di Kecamatan Bangorejo, Cluring, Gambiran, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Siliragung, Srono, Tegaldlimo, dan Tegalsari.

Kemudian, Oktober dasarian III di Kecamatan Banyuwangi, Blimbingsari, Giri, Glagah, Kabat, Rogojampi, dan Singojuruh.

Sementara Wongsorejo dan Kalipuro baru memasuki musim hujan pada November dasarian II. Sedangkan Kecamatan Licin dan Songgon, diprediksi mengalami hujan sepanjang 2025.

BMKG merekomendasikan untuk memanfaatkan periode musim hujan yakni mnambah luas tanam dan penyesuaian awal tanam saat masa tanam 1. Melakukan pengisian waduk, danau, dan embung tadah hujan serta panen air hujan sebagai cadangan air bersih sebagai persiapan menghadapi musim kemarau datang.

BMKG mengimbau pemerintah daerah/kota di Provinsi Jawa Timur dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem pada masa peralihan dan selama periode musim hujan 2025/2026 yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologis seperti banjir bandang, longsor, sedimentasi waduk, serta perlunya kesiapan inspeksi struktur bangunan dan jaringan.

Optimalkan pemanfaatan informasi cuaca dan iklim BMKG secara terpadu dan berkesinambungan untuk mendukung perencanaan pembangunan dan sektor-sektor rentan terdampak perubahan cuaca dan iklim (sektor pertanian, perikanan, sumber daya air, dan infrastruktur). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES