Muncul Retakan, Tim SAR Ekstra Hati-hati Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Upaya pencarian korban runtuhnya mushala Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, masih terus berlangsung hingga Selasa (30/9/2025).
Namun, retakan susulan yang muncul di lokasi reruntuhan menjadi tantangan serius bagi tim gabungan. Kondisi bangunan yang tidak stabil membuat proses evakuasi harus dilakukan dengan ekstra hati-hati.
Advertisement
Kepala Basarnas Surabaya, Nanang Sigit, mengatakan jika retakan baru mulai terlihat saat petugas masih melakukan penyisiran di antara puing-puing. Situasi tersebut memunculkan kekhawatiran adanya potensi roboh susulan yang dapat membahayakan korban maupun petugas penyelamat.
“Bangunan masih rentan dan ada retakan susulan, sehingga tim harus ekstra waspada. Kami meminta masyarakat atau keluarga santri di sekitar lokasi untuk menjaga jarak dan tidak berkerumun agar proses evakuasi berjalan aman dan lancar,” ujar Nanang saat memberikan keterangan pers di Posko SAR.
Hingga saat ini, tercatat 98 orang menjadi korban dalam musibah tersebut. Tiga santri dinyatakan meninggal dunia, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka dan tengah menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit di Sidoarjo. Sebagian besar korban luka mengalami patah tulang dan cedera kepala akibat tertimpa material bangunan.
Sejak hari pertama, tim gabungan dari Basarnas, BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, TNI, Polri, serta ratusan relawan bekerja tanpa henti. Mereka menggunakan berbagai peralatan, mulai dari alat berat hingga peralatan manual, untuk mengangkat puing dan mencari korban.
Namun, retakan susulan membuat evakuasi berjalan lebih lambat. Setiap langkah petugas harus diperhitungkan matang agar tidak memicu longsoran material tambahan.
“Risiko bangunan runtuh kembali masih tinggi. Karena itu, keselamatan korban dan tim menjadi prioritas utama,” ujar Nanang.
Meski situasi penuh risiko, tim gabungan menyatakan tidak akan menghentikan proses pencarian. Hingga Selasa siang, sejumlah titik reruntuhan masih disisir dengan prioritas utama menyelamatkan korban yang masih terjebak.
“Doa dan dukungan dari masyarakat sangat berarti bagi kami yang berada di lapangan,” harap Nanang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |