Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Pemkot Surabaya Kirim Tim Penyelamatan dan Alat Evakuasi

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Peristiwa nahas yang menimpa Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo menyisakan duka mendalam bagi berbagai pihak. Tak terkecuali Pemerintah Kota atau Pemkot Surabaya.
Pihaknya bergerak cepat membantu proses evakuasi korban ambruknya bangunan pondok pesantren, berupa satu unit mobil Heavy Duty Rescue (HRD) dan tenaga dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya.
Advertisement
Kepala DPKP Kota Surabaya, Laksita Rini Sevriani mengatakan bahwa bantuan alat penyelamatan dan petugas langsung diterjunkan tidak lama setelah kejadian pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB.
“Info awal itu begitu ada kejadian ambruknya di Pondok Pesantren Al-Khoziny itu, teman-teman dari Sidoarjo menghubungi kami untuk meminta bantuan. Setelah mendapat izin dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi tim Rescue Damkar Kota Surabaya langsung meluncur ke lokasi,” ujar Laksita Rini saat dihubungi Selasa (30/9/2025).
Ia menjelaskan, satu Heavy Duty Rescue yang diterjunkan berisi peralatan penyelamatan lengkap. Peralatan dalam mobil tersebut, memiliki sekitar 19 kegunaan untuk penanganan bencana, evakuasi, hingga berkomunikasi dengan korban yang terjebak dalam reruntuhan.
"Semuanya perlengkapan, peralatannya sudah lengkap yang ada di dalam mobil itu. Baik untuk evakuasi, kemudian ada kamera, life detector yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan korban dengan menangkap suara detak jantung atau tanda-tanda kehidupan lainnya,” jelas Laksita Rini.
Ia menambahkan, mobil Heavy Duty Rescue juga dilengkapi dengan shot camera untuk mengetahui lokasi-lokasi yang tidak bisa dijangkau. Dengan stik kamera yang bisa dimasukkan melalui celah reruntuhan, tim bisa mendapatkan visualisasi untuk mendeteksi keberadaan korban yang mungkin masih hidup. Ada pula peralatan penyangga atau penopang untuk menahan reruntuhan atau menopang agar memudahkan evakuasi korban yang terjepit.
“Dengan alat-alat tersebut, terbukti membantu dalam penemuan korban seperti santri bernama Yusuf dan Haikal,” ujar Laksita Rini.
Selain alat, DPKP Surabaya juga mengirimkan dua regu personel ke lokasi. Tim dan peralatan tersebut telah berada di lokasi sejak ada laporan kejadian dan masih melakukan proses evakuasi hingga hari ini.
“Alat dan tim masih berada di lokasi untuk melakukan proses evakuasi, karena masih ada beberapa santri yang terjebak dalam reruntuhan,” tandasnya.
Diketahui, bangunan gedung Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny yang berada di Desa/Kecamatan Buduran, Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9/2025) sore. Peristiwa terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, tak lama setelah para santri melaksanakan salat Ashar. Bangunan tiga lantai tersebut roboh usai semalam dilakukan pengecoran lantai atas. Bagian bawah bangunan diketahui digunakan sebagai mushola oleh para santri. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |