Peristiwa Daerah

Pemkot Yogyakarta Perketat Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis di Sekolah

Selasa, 30 September 2025 - 19:18 | 6.15k
Untuk mencegah keracunan, Pemkot Yogyakarta ikut mengawasi Program Makan Bergizi Gratis di sekolah. (FOTO: Pemkot Jogja)
Untuk mencegah keracunan, Pemkot Yogyakarta ikut mengawasi Program Makan Bergizi Gratis di sekolah. (FOTO: Pemkot Jogja)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengambil langkah serius dalam memastikan keberlangsungan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap aman, sehat, dan layak dikonsumsi siswa. Melalui pengawasan ketat di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Pemkot Yogyakarta berupaya mencegah munculnya kasus keracunan makanan yang sempat terjadi di sejumlah daerah lain.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan pihaknya sudah menyiapkan tim khusus yang melibatkan Sekretaris Daerah (Sekda) dan jajaran asisten untuk mengawal program tersebut. Meski Pemkot bukan pengambil kebijakan utama MBG, namun pengawasan dilakukan demi memberikan perlindungan bagi para pelajar penerima manfaat.

Advertisement

“Di Kota Yogyakarta kita melakukan mitigasi. Saya instruksikan Dinas Kesehatan untuk betul-betul mengawal agar tidak terjadi keracunan. Langkah preventif ini penting sebagai benteng pertama,” ujar Hasto, Selasa (30/9/2025).

Selain itu, Hasto juga meminta sekolah menyiapkan biopori sebagai solusi pengelolaan sampah makanan dari program MBG. Mengingat keterbatasan lahan pembuangan di Kota Yogyakarta, langkah ini dianggap strategis untuk mengurangi limbah makanan langsung di sekolah.

Dinkes Kota Yogyakarta Gelar Pelatihan Keamanan Pangan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menyampaikan pihaknya sudah melakukan pelatihan keamanan pangan bagi para penanggung jawab dan penjamah makanan di SPPG. Upaya ini dikombinasikan dengan pengawasan eksternal di beberapa wilayah, mulai dari Umbulharjo, Mergangsan, Mantrijeron, Tegalrejo, Kotagede, Ngampilan hingga Wirobrajan.

Pemkot-Yogyakarta-MBG-2.jpg

Tak hanya itu, setiap SPPG diwajibkan memiliki Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) untuk memastikan seluruh proses pengolahan pangan memenuhi standar operasional.

“Pengawasan kami meliputi inspeksi kesehatan lingkungan, pengujian kualitas udara, air, hingga bahan tambahan pangan. Semua proses dari pemilihan bahan, pengolahan, pemorsian hingga distribusi dipantau sesuai prinsip higiene sanitasi. Dengan begitu, makanan yang disajikan benar-benar aman,” jelas Emma, Selasa (30/9/2025).

Dinas Pertanian dan Pangan Fokus Awasi Dapur MBG

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, Sukidi, menuturkan pihaknya melakukan pengawasan harian pada dapur MBG. Pemantauan ini mencakup pangan segar dari tumbuhan, hewan, hingga hasil perikanan, serta pangan olahan melalui uji organoleptik—meliputi rasa, bau, warna, dan tekstur.

“Kami rutin mengawasi dapur MBG di Kota Yogyakarta. Ini untuk memastikan setiap pangan yang masuk dan keluar benar-benar layak dikonsumsi siswa,” terang Sukidi.

Hal senada disampaikan Ketua Tim Kerja Pengawasan Mutu Pangan DPP Kota Yogyakarta, Yuanita Ari Astuti. Ia menjelaskan, saat ini terdapat 14 SPPG yang tersebar di wilayah kota. Pengawasan meliputi asal bahan baku, higiene sanitasi sarana prasarana, hingga perilaku petugas.

“Contohnya, petugas harus menggunakan sarung tangan. Selain itu, makanan juga harus dimasak bertahap sesuai waktu makan siswa. Untuk TK dan SD biasanya menu dibagikan saat istirahat pagi, sedangkan SMA saat jam istirahat kedua. Jadi pengolahan harus menyesuaikan agar makanan tetap segar,” terang Yuanita.

Langkah kolaboratif Pemkot Yogyakarta bersama Dinas Kesehatan dan DPP menunjukkan keseriusan menjaga mutu makanan gratis bagi siswa. Dengan pengawasan berlapis, mulai dari kualitas bahan, kebersihan dapur, hingga distribusi, diharapkan program MBG tidak hanya memenuhi gizi pelajar tetapi juga memberikan jaminan keamanan konsumsi.

Dengan mitigasi ketat ini, Pemkot optimis program MBG di Kota Yogyakarta bisa menjadi contoh pelaksanaan yang aman, sehat, dan bebas dari kasus keracunan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES