Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny Dilakukan Hati-hati, Sekdaprov Jatim Imbau Keluarga Bersabar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) dan Post Mortem di RS Bhayangkara Polda Jawa Timur terus berupaya maksimal dalam proses identifikasi jenazah korban ambruknya musala Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Hal tersebut diutarakan Sekda Provinsi Jatim, Adhy Karyono. Ia menegaskan bahwa tim DVI menekankan pentingnya ketelitian dan kehati-hatian dalam proses ini guna menghindari kesalahan atau tertukarnya identifikasi jenazah.
Advertisement
"Ini perlu ketelitian, perlu hati-hati supaya tidak salah mengidentifikasi atau tertukar karena jumlahnya banyak," ujarnya saat ditemui di RS Bhayangkara, Sabtu (4/10/2005).
Kendala Evakuasi dan Jaminan Keutuhan Jenazah
Selain proses identifikasi, lanjut Adhy, evakuasi dengan alat berat memiliki berbagai risiko, terutama dalam menjaga keutuhan jenazah.
"Mohon untuk bisa memahami bahwa evakuasi dengan alat berat itu dengan berbagai resiko, terutama untuk menjaga keutuhan dari jenazah," jelasnya.
Adhy menyebut bahwa tim SAR Gabungan bekerja tanpa henti selama 24 jam dengan sistem shif untuk mengevakuasi korban. Namun, ketika jenazah ditemukan, proses evakuasi alat berat terpaksa dihentikan sementara.
Penghentian ini dilakukan untuk memastikan tim evakuasi dapat mengambil jenazah dengan utuh dan terhormat. "Tetapi ketika menemukan jenazah, maka terpaksa kita harus berhenti dan mengurus supaya tim evakuasi bisa mengambilnya dengan utuh," sebutnya.
Lebih lanjut, ia meminta agar keluarga korban bersabar dan menunggu hasil resmi dari DVI Polda Jatim. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |