Peristiwa Daerah

Lestari Moerdijat Ajak Warga Bangsa Jadikan Kebudayaan sebagai Perekat dan Jiwa Bangsa

Senin, 06 Oktober 2025 - 18:07 | 384
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat bersama Arrie Djatmiko di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Senin (6/10).
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat bersama Arrie Djatmiko di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Senin (6/10).

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menyerukan pentingnya memperkuat kebudayaan sebagai ruh dan perekat bangsa di tengah arus globalisasi yang semakin kompleks. Menurutnya, budaya memiliki peran penting sebagai kekuatan sosial yang menjaga kebersamaan dan identitas bangsa.

“Kebudayaan adalah perekat yang tidak kasat mata, tumbuh dari nilai-nilai toleransi, kebersamaan, serta saling menghormati yang hidup di tengah masyarakat,” ujar Lestari saat menyampaikan orasi budaya dalam acara Orasi Budaya dan Pameran Lukisan Retrospeksi Terbesar di Kampus Indonesia karya Arrie Djatmiko di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Senin (6/10).

Advertisement

Acara tersebut juga dihadiri Rektor Undip, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Alamsyah, M.Hum., serta civitas akademika Undip.

Lestari menegaskan, sejarah panjang bangsa Indonesia menunjukkan bahwa persatuan yang lahir sejak masa kerajaan hingga perjuangan melawan penjajahan berakar kuat pada kesadaran budaya yang sama. Ia menilai filosofi Bhinneka Tunggal Ika merupakan kristalisasi dari dialog budaya yang membentuk jati diri bangsa.

“Bhinneka Tunggal Ika adalah DNA spiritual bangsa Indonesia. Ia menyatukan keberagaman menjadi tenunan kebangsaan yang kuat dan indah,” tegas politisi Partai NasDem yang akrab disapa Rerie itu.

Lestari-Moerdijat-3.jpg

Sebagai anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah, Rerie juga menyoroti tantangan baru yang muncul akibat perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Ia menilai pemahaman masyarakat terhadap budaya kini banyak dipengaruhi konstruksi pemikiran modern yang kadang menjauh dari akar nilai bangsa.

Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat kembali menempatkan kebudayaan sebagai dasar dalam memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Rerie menekankan bahwa nilai-nilai luhur seperti guyub rukun, tepo seliro, dan gotong royong perlu dihidupkan kembali sebagai solusi atas melemahnya ikatan kebangsaan.

Ia juga menyoroti peran penting akademisi dalam menyiapkan generasi penerus yang tidak hanya mempelajari budaya, tetapi juga mampu merekonstruksi dan mengaktualisasikan nilai-nilai budaya agar relevan dengan perkembangan zaman.

“Kita harus memperkuat akar dan membuka ruang bagi kebudayaan agar generasi muda dapat memahami dan mengamalkan nilai luhur bangsa,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES