Peristiwa Daerah Tragedi Al Khoziny

Sembilan Hari Berjuang, Basarnas Gelar Doa di Reruntuhan Al-Khoziny

Selasa, 07 Oktober 2025 - 13:13 | 3.23k
Anggota Basarnas berdoa bersama di lokasi runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo setelah proses pembersihan puin selesai dan operasi penyelamatan secara resmi dinyatakan ditutp, Selasa (7/10/2025).  (FOTO: Arkhana)
Anggota Basarnas berdoa bersama di lokasi runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo setelah proses pembersihan puin selesai dan operasi penyelamatan secara resmi dinyatakan ditutp, Selasa (7/10/2025). (FOTO: Arkhana)
FOKUS

Tragedi Al Khoziny

TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Di tengah hamparan puing dan tanah yang kini rata, anggota Badan SAR Nasional (Basarnas) menundukkan kepala. Dengan pakaian oranye yang masih berdebu, mereka berdoa bersama di lokasi runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/10/2025).

Doa itu menjadi penanda berakhirnya perjuangan panjang mereka selama sembilan hari tanpa henti dalam operasi pencarian dan evakuasi korban.

Advertisement

“Proses evakuasi sudah selesai. Kami bersyukur semuanya berjalan lancar. Semoga para korban diterima di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta ketabahan menghadapi musibah ini,” ujar salah satu anggota Basarnas di lokasi.

Suasana hening menyelimuti area bekas bangunan yang kini hanya menyisakan tumpukan reruntuhan. Di tempat inilah, selama sembilan hari terakhir, ratusan personel SAR gabungan berjibaku siang dan malam, menembus puing demi puing demi menemukan para santri dan penghuni pondok.

Operasi SAR Resmi Ditutup

Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii secara resmi menutup operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) tersebut. Penutupan dilakukan setelah seluruh korban berhasil dievakuasi dan area dinyatakan aman.

“Berdasarkan ketentuan undang-undang serta hasil evaluasi dan masukan dari berbagai pihak, maka saya selaku Kepala Basarnas sekaligus SAR Koordinator menyatakan bahwa operasi SAR akibat bangunan runtuh di Ponpes Al-Khoziny resmi ditutup,” kata Syafii dalam pernyataan resminya di lokasi, didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono dan Ketua PCNU Sidoarjo KH Zaenal Arifin.

lokasi-runtuhnya-musala-Pondok-Pesantren-Ponpes-Al-Khoziny.jpg

Selama operasi berlangsung, tim SAR berhasil mengevakuasi 171 korban, terdiri dari 104 orang selamat dan 67 orang meninggal dunia, termasuk delapan bagian tubuh yang ditemukan terpisah atau body pack.

Syafii menjelaskan, istilah yang digunakan dalam laporan hasil operasi menyesuaikan kondisi lapangan.

“Kalau yang ditemukan masih hidup disebut korban selamat, kalau tidak, maka dilaporkan sebagai body pack atau kantong jenazah. Dalam operasi ini juga ditemukan beberapa bagian tubuh, sehingga kami sampaikan dalam jumlah total korban yang dievakuasi,” paparnya.

Seluruh Korban Diserahkan ke DVI Polda Jatim

Syafii menambahkan, seluruh korban telah diserahkan kepada tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi di RS Bhayangkara, Surabaya. Ia mengimbau keluarga korban dan masyarakat untuk menunggu hasil identifikasi resmi dari tim DVI. 

“Dengan berakhirnya operasi ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh unsur SAR gabungan yang telah bekerja tanpa kenal lelah selama sembilan hari,” kata Syafii. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Dhian Mega

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES